Agar Akun Media Sosial Menghasilkan Uang
TABLOIDBINTANG.COM - Tentu Anda pernah mendengar petuah, “Ikuti hasrat Anda! Kerjakan apa yang Anda cintai dan cintailah pekerjaan Anda.” Mungkinkah petuah ini dijalani jika hasrat Anda bukan terletak pada satu jenis profesi atau posisi pekerjaan yang umum?
Media sosial membuat ini menjadi mungkin. Instgram, YouTube, Pinterest, Facebook, dkk. kini menjadi platform yang paling mengasyikkan untuk mengerjakan apa yang Anda cintai dan menjadikannya karier yang menghasilkan uang.
Ada sekitar 100 juta pengguna aktif Instagram, 135 juta pengguna aktif Twitter, dan lebih dari 1 miliar penonton YouTube di seluruh dunia. Anda bisa memperoleh penghasilan tidak hanya dari berjualan; uang bisa datang dari sponsor, endorsement, dan iklan. Yang perlu diketahui, syarat utama agar medsos bisa menghasilkan uang, akun Anda harus mampu menarik sebanyak mungkin pengikut.
Pengikut adalah pasar Anda. Semakin banyak pengikut, semakin mudah pula menjual, mengiklankan, dan mempromosikan sesuatu. Anda pun akan dilirik pengiklan dan mendapat endorsement. Tentu saja, lebih mudah bagi orang yang sudah terkenal untuk menghimpun jumlah pengikut di medsos. Namun bukan berarti Anda tidak bisa menarik pengikut sebanyak mungkin. Bagaimana caranya?
Saat ini banyak akun yang menjual pengikut. Namun membeli pengikut bukan cara efektif untuk membangun pasar Anda di medsos. Pengikut yang diperoleh dengan cara membeli bukanlah pasar potensial yang sesuai dengan produk yang Anda jual atau iklankan.
Konten adalah sumber kehidupan medsos. Konten medsos harus mencerminkan ciri dan spesifikasi Anda. Tidak harus berupa barang, bisa saja bidang spesifik yang bermacam-macam wujudnya, misalnya kuliner, wisata, dekorasi rumah, resep, dan banyak lagi. Inilah yang kemudian melahirkan berbagai aliran atau spesifikasi bloger di medsos, di antaranya bloger travel, bloger kuliner, bloger makeup, dll. Bagaimana caranya agar bisa masuk ke dalam salah satu label atau aliran bloger? Jadilah ahli di satu hal.
“Ketika Anda mengunggah konten secara konsisten tentang topik spesifik, Anda sedang memperlihatkan diri Anda sebagai seorang ahli,” kata Sarah Peterson, penggagas dan penulis tetap di situs Unsettle.org, organisasi yang mendorong orang agar tidak bertahan pada pekerjaan yang tidak mereka cintai. Misalnya, A sangat mencintai matematika namun tidak pernah bermain medsos. B gemar membuat video tutorial mengerjakan soal matematika yang diunggah ke YouTube dengan 200 ribu penonton setia.
Siapa di antara mereka yang membuktikan diri sebagai ahli matematika? Meski sama-sama menyukai matematika, B lebih diakui sebagai ahli karena dia telah membangun audiens dan memberikan nilai untuk orang lain, dengan mendemonstrasikan kemampuannya di media sosial.
Inilah pentingnya mengetahui hasrat Anda. Dengan mengetahui apa hal yang paling menarik minat, akan lebih mudah menentukan karakteristik dan konten apa yang akan dijual kepada pengikut (baca: pasar) Anda di medsos. Bahkan hal sesederhana minum kopi dan mengunggah gambar semua kopi yang pernah Anda cicipi bisa menjadikan akun medsos Anda terlihat spesifik dan berkarakter serta mengukuhkan diri Anda sebagai “ahli kopi”.
Tentu saja, konsistensi menjadi pendukung kehidupan medsos Anda. Bagaimana mungkin Anda bisa diakui sebagai pencinta kopi tapi hanya pernah mengunggah gambar satu-dua cangkir kopi ke akun medsos, meskipun mungkin pengalaman minum kopi Anda sesungguhnya sangat kaya? Seberapa banyak konten harus diunggah ke medsos? Sebanyak-banyaknya.
Namun ada hal lain yang harus diperhatikan, kualitas visual. Foto dan video berkualitas rendah membuat akun Anda terlihat amatir dan tidak dikelola baik. Karenanya banyak bloger dan artis menggunakan jasa fotografer, videografer, dan editor khusus untuk membuat penampilan foto dan video di medsos yang indah, rapi, dan berkelas. Visualisasi konten yang indah tidah hanya menarik orang untuk sekadar melihat dan membaca, namun membawa mereka mengenal lebih dalam akun medsos hingga akhirnya memutuskan menjadi pengikut setia.
(riz/gur)