4 Traveler yang Menjadi Inspirasi dengan Media Sosial

Wayan Diananto | 12 Maret 2017 | 05:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - “Traveling untuk menghargai negeri sendiri. Mengenali mancanegara. Bertoleransi atas perbedaan adat serta beradaptasi,” jawab Claudia Kaunang ketika ditanya mengapa harus jalan-jalan.

Lihatlah Indonesia. Lalu, lihatlah dunia. Jika Anda tak tahu harus memulai dari mana, ikuti petunjuk jalan di bawah ini. 

Gemala Hanafiah (Instagram: @g_hanafiah, gemala.me)

Ketika tinggal di Balikpapan, Gemala Hanafiah kecil kerap diajak orang tuanya menjelajahi hutan dan pulau-pulau kecil di Kalimantan. Dari sana, kecintaan Hanafiah kepada alam, khususnya biota bawah laut, memancar. Ia belajar berselancar pada tahun 2000 dan memandu program wisata di layar beling 8 tahun kemudian. Menjadi presenter membuat Gemala kaya pengalaman soal berselancar, snorkeling, dan menyelam.

Berkaca pada pengalaman itu, ia membangun blog pada 2009. “Saya membangun interaksi dengan mereka yang mencintai laut namun tidak tahu harus memulai dari mana. Saya membagi tip dan apa pun yang saya tahu soal 'melaut',” tutur dia. 

Trinity (Instagram: @trinitytraveler, naked-traveler.com)

Lewat buku, kita melihat panorama yang belum pernah kita datangi. Lewat jalan-jalan, kita merasakan langsung yang digambarkan buku.

“Dengan merasakan langsung, kita bisa menyikapi perbedaan secara bijaksana,” terang Trinity. “Akhirnya dengan traveling, kita mampu menempatkan rasa damai di atas pebedaan yang indah itu,” simpul dia. 

Sebelum menjadi Ratu Backpacker, Trinity pekerja kantoran yang menyambi menulis blog perjalanan. Di kantor, ia menanam pohon mimpi menjadikan hobi jalan-jalan sebagai kegiatan yang menghidupi. Trinity memberanikan diri mengejar mimpi pada 2007. Satu dasawarsa berlalu sejak keputusan besar itu dibuat. Tidak kurang dari 80 negara telah dilawat. Tak terbilang cerita yang telah digurat. Ia membagi cerita hingga kiat.

Claudia Kaunang (Instagram: @claudiakaunang)

Claudia Kaunang dibesarkan di lingkungan keluarga yang menyenangi jalan-jalan. Titik balik kehidupannya terjadi 11 tahun lalu, ketika pindah ke Singapura. Negeri Singa tidak hanya menjanjikan pekerjaan, tapi juga akses lebih mudah sekaligus murah untuk menjelajah dunia. 

Belahan dunia yang dilihat Claudia diabadikan dengan lensa kamera dan dituangkan dalam cerita. “Pada 2006, untuk kali pertama saya berbagi cerita lewat blog. Di blog itu belum ada angka-angka (anggaran). Tiga tahun kemudian, saya menulis buku,” lanjutnya. Ketika orang “mendaftar” status kewarganegaraan di medsos, Claudia memasang banyak foto di akun Instagram. 

Lebih dari sekadar menampilkan foto perjalanannya, ia menyusun paket perjalanan berbujet rendah untuk para pengikutnya. Mimpinya, membawa sebanyak mungkin orang melihat wajah negeri hingga luar negeri. 

Alexander Thian (Instagram: @amrazing, amrazing.com)

“How I see the world through my eyes: a storygrapher,” demikian pemilik akun Instagram @amrazing, Alexander Thian, memperkenalkan diri. Saat dihubungi Selasa (28/2), Alexander tengah berada Malang. Keesokan harinya, melanjutkan perjalanan ke Surabaya dan sejumlah kota lain. Perjalanannya di dalam dan luar negeri dilaporkan melalui akun Instagram dan blognya, khususnya rubrik “Cerita Manusia”. 

Yang membuat laporan Alexander terasa asyik, ia tidak sekadar menggambarkan indahnya panorama. Kita difasilitasi untuk melihat, merasakan, bahkan “menyantap” menu yang ditemukannya. Jadilah, ia salah satu sebagai ikon pelesir paling asyik di jagat maya.

 

(wyn/gur)

 

Penulis : Wayan Diananto
Editor: Wayan Diananto
Berita Terkait