Paperun Charity Fun Run dan Keunikannya
TABLOIDBINTANG.COM - Minggu (22/10) pagi kawasan Q-Big BSD Tangerang, tampak tak seperti biasanya. Kerumunan orang, belia maupun tua, pria ataupun wanita, sebagian besar di antaranya beratribut sporty: kaos, celana olah raga, dan sepatu lari tampak mulai berdatangan menuju area selasar Q-Big.
Di antara atribut mayoritas tadi, terselip beberapa sosok yang tampak ganjil. Ada yang berpakaian bak petugas kebersihan, berumbai potongan koran bekas, sampai dengan berdandan ala burung merak, lengkap dengan hiasan bulu-bulunya.
Meskipun berpenampilan berbeda, kesemuanya memiliki kesamaan: wajah sumringah penuh semangat. Mereka disatukan oleh sebuah perhelatan bertajuk Paperun 5K.
Kompas dan Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas menjadi pihak penggagas acara yang dihadiri sekitar 1200an peserta yang telah mendaftar.
Tidak hanya mengajak peserta mengolah raga dengan berlari, Paperun mengusung misi sosial, yakni membangkitkan minat baca dan tulis atau literasi. Sebuah studi yang dilakukan oleh menguak bahwa Indonesia berada di peringkat ke-60 dari 61 negara yang disurvei tingkat literasinya. Sebuah kabar yang tidak menggembirakan memang.
Peserta dipungut sejumlah biaya, yang hasilnya dikumpulkan untuk mendorong kegiatan literasi melalui pembelian buku bacaan yang akan disalurkan melalui Rumah Baca di berbagai daerah yang masih membutuhkan bahan bacaan. Selain itu, para peserta juga dipersilahkan untuk membawa buku, baik baru maupun bekas untuk disumbangkan.
Salah satu peserta berpenampilan ganjil untuk mengikuti lomba lari itu bernama Arnendra. Sosok belia berusia 18 tahun itu mengaku mengetahui event Paperun dari media sosial. Salah satu bagian dari rangkaian perhelatan Paperun adalah pemilihan Best Costume. Untuk itulah, Arnendra mengaku rela berhari-hari memotong koran bekas berbentuk persegi panjang menjuntai, untuk kemudian disematkan di sekujur tubuhnya. Ia menyebut dirinya dengan Paper Man.
"Kapan lagi bisa ikut lomba lari sambil berpenampilan nyeleneh seperti ini.." akunya sambil tergelak. Arnendra juga mengapresiasi Paperun yang peduli akan isu literasi.
"Gerakan literasi seperti ini harus terus menerus digalakkan, terutama untuk generasi muda," sambungnya dengan mimik agak serius.
Arnendra tidak sendirian dengan tampil berbeda. Desy (48 tahun) tampak seperti karakter Sailor Moon dengan mengenakan atribut warna-warni terang berbahab kertas minyak. Perempuan yang berprofesi sebagai wirausahawan di bidang kuliber itu dengan antusias bercerita persiapannya menyusun busana kebanggannya itu.
"Suami saya ikut bantu-bantu juga lho.." ucapnya.
Desy mengungkap selain dapat menjaga kebugaran, unsur keseruan acara Paperun-lah yang membuatnya tertarik untuk mendaftar.
"Saya juga salut dengan inisiatif pihak penyelenggara yang mengingatkan pentingnya menumbuhkan minat baca dan tulis," tuturnya.
Selain itu para peserta dapat mengunjungi berbagai stand beraneka rupa. Salah satunya adalah stand Paper Art, di mana hiasan origami warna-warni bergelantungan bersanding dengan sebuah lorong yang terbuat dari koran bekas. Di dalam lorong tersebut ditempelkan berbagai pigura berisi foto-foto hasil lomba yang diadakan Kompas beberapa waktu yang lalu.
Stand lain bernama Wishing Wall. Terdapat satu dinding khusus berbentuk hati yang disediakan untuk menempel kertas. Para pesera diminta untuk menuangkan ide di atas secatik kertas tersebut, apapun yang ada di benak mereka terkait pengembangan literasi. Peserta dapat mengunggah hasil kreasi ide mereka ke Instagram, untuk kemudian dilombakan.
(pr / gur)