Fakta dan Kebiasaan Wanita Milenial saat Belanja Online
TABLOIDBINTANG.COM - Penggunaan internet dan ponsel cerdas di Indonesia mengalami peningkatan pesat sejak 2010. Efeknya, kebiasaan belanja secara online semakin populer.
Bersamaan dengan kian gencarnya penggunaan internet dan meningkatnya tren berbelanja daring, toko daring dan situs web e-commerce tumbuh subur. Media sosial seperti Instagram pun semakin populer sebagai platform berjualan.
Mengingat persaingan antartoko online semain ketat, ada baiknya mengetahui seperti apa perilaku dan kebiasaan konsumen toko daring, terutama konsumen wanita generasi milenial yang saat ini merupakan konsumen toko online dengan jumlah terbesar.
Adakah yang sesuai dengan kebiasaan belanja online Anda?
- Survei Nielsen Global Survey terhadap fenomena e-commerce pada 2014 menunjukkan, 6 dari 10 orang atau 61 persen konsumen toko daring menggunakan ponsel sebagai perangkat untuk transaksi daring. Sisanya menggunakan komputer dan tablet untuk menjelajahi toko daring.
- Menurut survei Google Indonesia pada 2016, produk kecantikan dan perlengkapan bayi menjadi produk paling populer dengan penjualan tertinggi secara daring. Di samping itu gawai, aksesori, dan pakaian menjadi jenis produk paling dicari di situs web belanja daring.
- Google Indonesia juga menyebut, platform aplikasi belanja daring menjadi kunci ekspansi bisnis modern, mengingat 71 persen pengguna ponsel cerdas di Indonesia menggunakan aplikasi belanja daring seperti Tokopedia, Bukalapak, Blibli, dan Lazada untuk sekadar melihat-lihat produk dan berbelanja. Sejumlah 92 persen responden dalam survei ini tidak ragu-ragu membeli produk melalui aplikasi belanja, jika aplikasinya memudahkan proses belanja mereka.
- Ada waktunya transaksi penjualan daring meningkat dan menurun drastis. Menjelang hari raya seperti Lebaran dan Natal merupakan saat paling ramai dan transaksi akan menurun drastis usai hari raya. Dewining Nawangsari (34), pengusaha produk perlengkapan tidur bayi yang menggunakan platform Instagram untuk memasarkan, mengatakan transaksi jual beli daring menurun tajam saat liburan atau akhir pekan panjang. “Mungkin orang lebih fokus berlibur dengan keluarga atau berbelanja langsung di mal. Ketika liburan usai dan kegiatan kerja sudah kembali normal, penjualan justru kembali meningkat,” ungkap Dewi. Dewi menganalisis, mengingat kebanyakan konsumen wanita bekerja atau ibu rumah tangga, justru punya waktu senggang untuk membuka aplikasi belanja daring di sela istirahat kerja atau saat pekerjaan rumah sudah selesai.
- Survei platform belanja daring asal AS, ThinkOver, menunjukkan perilaku belanja lebih spesifik dari wanita milenial. Adanya promosi potongan harga menjadi faktor paling penting dalam berbelanja. Sebanyak 55 persen responden mengakui, mereka terus memeriksa situs web belanja untuk mengecek apakah ada diskon dan 75 persen sangat kecewa jika barang yang diincar sedang diskon tetapi mereka tidak menyadarinya. Artinya, adanya pengumuman, iklan, dan promosi diskon sangat ditunggu konsumen wanita. Hal ini dibenarkan Dewi. Selain endorse artis, sering mengunggah foto produk baru, mengadakan diskon besar-besaran sangat efektif meningkatkan jumlah pelanggan atau pengikut di akun berjualan daring.
- Masih dalam survei yang sama, 94 persen wanita berusia 15-35 tahun menghabiskan waktu lebih dari satu jam per hari untuk sekadar melihat-lihat atau membeli barang secara daring. Meski senang melihat-lihat produk, kebanyakan tidak cepat tergoda membeli. Sejumlah 62 persen responden butuh waktu seminggu sejak melihat hingga memutuskan membeli. Ketika menyukai satu benda, mereka akan terlebih dahulu menyimpan gambarnya, membandingkan harga, model, warna, dan hal lain dengan toko daring lain sebelum memutuskan membeli. Dan 60 persen di antara mereka sering kali lupa dengan barang yang pernah ditaksir, sehingga tidak jadi membeli.
(riz / gur)