Dampak Penolakan Hubungan Intim bagi Suami (Patut Menjadi Perhatian Para Istri)
TABLOIDBINTANG.COM - Istri, yang beraktivitas di luar rumah atau pun tidak, kemungkinan sesekali menolak ajakan berhubungan intim dengan alasan capek. Bahkan tidak cukup mengatakannya dengan baik-baik, kebanyakan wanita malah lebih dulu menunjukkan sikap rewel mulai detik pertama bertemu lagi dengan suami di rumah. Kepada suami, mereka akan mengatakan baru saja menghadapi hari yang panjang, di kantor maupun bersama anak-anak; setumpuk pekerjaan kantor atau rumah yang melelahkan; belum ditambah keluhan soal jalan macet saat pulang menuju rumah. Kode keras penolakan, he he he.
Sarah Hunter Murray Ph.D, dalam tulisannya How Does Sexual Rejection Affect Men? yang dimuat dalam Psychology Today mengatakan, ada dua asumsi yang dipegang teguh wanita sehingga mereka “tega”, sengaja atau pun tidak, melakukan penolakan kepada pasangan. Pertama, para istri yang menganggap penolakan tidak akan menyakiti hati pasangan, karena laki-laki, toh tidak pakai hati untuk hubungan intim. Kedua, para wanita yang menganggap dirinya “gatekeeper” atau penjaga gerbang yang berhak bilang ya atau tidak kepada siapa pun yang ingin masuk, termasuk pasangannya sendiri.
“Intinya, semua menuju satu kesimpulan, penolakan tidak akan terlalu menyakiti pria. Karena sebagai laki-laki, mereka pasti sudah siap dengan kemungkinan itu,” kata Sarah. Berbeda dengan wanita yang kebanyakan sakit hati atau bahkan sedih ketika berada dalam posisi pihak yang berinisiatif untuk hubungan intim, namun mendapatkan penolakan. Setidaknya itu yang diakui kebanyakan wanita yang diwawancarai Sarah. “Padahal, laki-laki juga akan merasakan sakit yang sama atau bahkan lebih, termasuk mengganggu rasa percaya diri, egonya, bahkan menurunkan minat mereka terhadap hubungan intim itu sendiri,” jelas Sarah.
Pada penelitian kualitatif tentang turun-naiknya hasrat seksual yang dilakukan Sarah kepada sekelompok pria (berusia 30-65 tahun) yang sedang berada dalam hubungan jangka panjang dengan pasangan (rata-rata 14 tahun), didapatkan hasil gairah mereka menurun ketika ditolak pasangan. “Saya sebetulnya orang yang positif, tapi ketika bicara tentang seks, sulit untuk tetap positif atau membayangkan seks jika terus-menerus ditolak. Jadi, lebih mudah untuk tidak memikirkannya lagi,” kata Ben, narasumber berusia 49 tahun.
“Apa yang dirasakan Ben (dan banyak pria lainnya) ketika mendapatkan penolakan tidak sekadar berhenti pada kesimpulan 'pasanganku sedang tidak menginginkan seks saat ini' melainkan 'pasanganku tidak menginginkanku',” terang Sarah. Bukan berarti para pria ini sama sekali tidak bisa menerima penolakan. Mereka mengerti ketika pasangan memang terlihat sakit kepala, mengalami bad mood, dan lain-lain. Kalimat seperti ‘tidak malam ini ya, Sayang' masih bisa diterima, tapi bukan sesuatu yang diharapkan terjadi terus-menerus.
Anda tentu bisa membayangkan, betapa absurd jika laki-laki tidak lagi menyukai seks? “Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa menghadapi penolakan itu sulit. Penolakan seksual itu sangat, sangat menyakitkan. Dan akhirnya, pria memilih menghindar agar tidak terluka lagi,” simpul Sarah. Lantas, ketika kelak tiba masa Anda yang menginginkan seks, siap ganti merasakan penolakan?
Kiat Menolak Secara Halus
Ketika benar-benar sedang tidak menginginkan berhubungan badan, wanita bisa melakukan dua langkah strategis ini. Berikut kiatnya diungkap Sarah:
- Agar pasangan tidak merasakan penolakan, katakan ini ketika Anda sedang tidak menginginkan seks, “Maaf, malam ini tidak dulu, ya. Tapi besok mungkin bisalah curi waktu atau akhir pekan sekalian?”
- Lalu jangan langsung menjauh dari pasangan. Tawarkan pilihan lain, misalnya pelukan-pelukan manja dan mesra berdua di sofa. Anda mungkin akan terkejut dengan reaksi suami dan hubungan Anda dalam jangka panjang.