Rafheoo, Produk Karya Anak Negeri dari Ampas Kopi
TABLOIDBINTANG.COM - Siapa sangka jika ampas kopi dapat menjadi salah satu bahan pembuat sneakers, tas dan masker yang memiliki kualitas tinggi?
Hal inilah yang dikerjakan oleh Rafheoo, brand lokal berlokasi di Jakarta, yang diinisiasi 3 sahabat; Hendi Dermawan (27), Alif Pratama (28) dan Agra Geneosya (28).
“Tema yang kami angkat adalah penggunaan natural dyed (pewarnaan alami) untuk beberapa produk kami seperti sepatu, tas dan masker. Kami menggunakan bahan alami untuk pewarnaan tekstil Rafheoo, mulai dari pemakaian limbah ampas kopi, sampai penggunaan tanaman indigo. Ide sederhana kamu adalah dapat memberikan kualitas produk terbaik dengan bahan alami berkualitas, serta harga yang sangat terjangkau untuk semua kalangan,” jelas Angga Rajasa, Vice President PT. Rafheoo Indonesia Berserikat.
Penggunaan ampas kopi menjadi salah satu kampanye andalan Rafheoo, disebut Coffee Grounds Project. Proyek ini mengumpulkan ampas kopi dari beberapa kedai kopi di Jakarta untuk dikonversi menjadi pewarna kain tekstil.
Selain ampas kopi, Rafheoo juga membuat sampel warna dari tembakau, yang menghasilkan warna biru, coklat, hijau, kuning, pink dan peach. Ide penggunaan tembakau sebagai pewarna muncul ketika Hendi dan Alif mengunjungi Temanggung, Jawa Tengah.
Menurut kisah para petani, di masa panen, jumlah tembakau bakal melimpah ruah. Namun, semuanya bisa disuplai ke perusahaan besar karena kualitasnya berbeda-beda.
"Jika ada tembakau yang tidak terpakai di pabrik besar, bahkan tengkulak pun tidak akan mengambilnya, kami lah yang membeli karena harganya murah sekali," kata Hendi, Creative Director dan Research & Development Director Rafheoo.
Hal lain yang juga mengesankan, semua produk Rafheoo dibuat di pabrik dan workshop milik sendiri, yang berlokasi di Tangerang dan Pasar Minggu, Jakarta.
Sejak tahun 2011, Rafheoo telah memproduksi tas dan kemudian berkembang sampai pabrik kain. Pada awal tahun 2019, Rafheoo merambah ke produk selanjutnya yaitu sneakers.
Tak disangka, sebanyak 200 pasang sepatu yang diluncurkan melalui Instagram (@rafheoofootwear dan @rafheoo) terjual habis dalam seminggu. Ketika dirilis secara resmi, 700 pasang sepatu yang dipesan reseller dari berbagai kota ludes hanya dalam semalam.
Dari pengalaman tersebut, mereka bertekad untuk semakin serius dalam bisnis sepatu ini. Rafheoo pun mendirikan pabrik di Bitung, Cikupa. “Dengan membuka pabrik sendiri, kita ingin ada supply bagus dan bisa menjaga kualitas produk,” lanjut Hendi.
Ciri khas lain dari Rafheoo adalah penggunaan mesin tenun untuk produksi sepatu, yang menghasilkan kain bertekstur, lalu diberi teknik pewarnaan sesuai kebutuhan desain sepatu. Eksperimen dengan fabric sebagai material dari upper sepatu membuktikan bahwa brand ini mengutamakan craftmanship dalam produknya.
“Rafheoo sudah berada pada level memproduksi material sendiri sehingga bisa membuat sesuai yang kita inginkan. Kalau brand lain, mereka memanfaatkan bahan yang ada di pasar saja,” ujar Hendi.
Salah satu contoh desain klasik Rafheoo Footwear adalah Low Basic Staff Waffle Black, dengan warna hitam dan tekstur waffle. Tekstur waffle ini dibuat dari mesin tenun klasik Toyoda GH9 Automatic Shuttle Loom. Hasilnya adalah sepatu dengan sirkulasi udara yang baik dengan upper yang dapat bernapas dengan maksimal.
Ada pula Basic Staff Jacquard. Tenun jacquard dihasilkan oleh proses loom, yang diprogram khusus untuk mengangkat benang warp di atas benang lainnya.
Terjadilah pola unik hasil perbedaan warna benang itu sendiri, bukan hasil dari print atau celupan bahan. Hasil tenunan katunnya lebih stabil, walaupun prosesnya lebih menghabiskan waktu dan tenaga daripada tenunan dasar.
Tertarik mendapatkannya dengan harga lebih terjangkau? Silakan mengunjungi Flash Sale di situs Rafheoo, www.rafheoo.tv.