5 Penyebab Seorang Ibu Bisa Mencemburui Anak Perempuannya Sendiri
TABLOIDBINTANG.COM - Ibu cemburu sama anak perempuannya sendiri? Masa sih? Mungkin sebagian orang akan menolak kenyataan semacam ini. Terutama mereka yang percaya bahwa ibu adalah mereka yang selalu berkorban, mendukung, mencintai, dan melakukan apapun demi anak-anaknya. Namun ibu mencemburui anak perempuannya adalah sesuatu yang ada, bahkan banyak terjadi, hanya saja seringnya tanpa disadari.
Adapun bentuk cemburu seorang ibu pada anak perempuannya antara lain diperlihatkan lewat beragam sikap. Mulai dari bersaing atau tidak mau kalah dari anak perempuannya sendiri, menjauhkan anak perempuan dari ayahnya, hingga bersikap masa bodoh dengan apapun pencapaian anak perempuannya.
Dilansir dari We Have Kids, setidaknya ada 5 kemungkinan penyebab seorang ibu bisa mencemburui anak perempuannya sendiri.
1. Dia adalah seorang narsistik
Pada umumnya ibu memang mencemburui anak perempuannya sendiri. Tapi bila ibu itu seorang yang narsistik, maka tingkat kecemburuannya cenderung merusak. Ibu yang narsistik akan menjadikan anak perempuannya semacam aksesoris, bukan sebagai individu. Apapun kehebatan anak perempuannya ini, ibunyalah yang mendapatkan sinarnya.
2. Dia memasuki masa menopause
Seorang ibu yang memasuki usia menopause kemungkinan akan mencemburui anak perempuannya yang sedang cantik-cantiknya, bentuk tubuh yang sedang bagus-bagusnya, daya tarik seksual yang sedang tinggi-tingginya. Ibu yang menopause merindukan masa-masa ketika mereka dulu semenarik anak perempuannya. Maka reaksi yang kerap diperlihatkan cenderung berupa rasa cemburu.
3. Dia posesif terhadap suaminya
Posesif artinya ingin memiliki sesuatu hanya untuk dirinya sendiri. Ketika seorang wanita posesif terhadap suaminya, maka mereka tidak mau cinta, perhatian, dan waktunya terbagi, walau untuk darah dagingnya sendiri. Ibu yang posesif akan membuat anak perempuan jauh dari ayahnya. Mereka akan selalu bereaksi seperti wanita yang sedang mencemburui wanita lain yang akan merebut cinta suaminya.
4. Dia menyesali pencapaian hidupnya
Ketika seorang wanita tidak sempat meraih mimpi-mimpinya, mencapai angan-angannya, maka ketika mereka menjadi seorang ibu, mereka akan menganggap kehadiran anak perempuannya sebagai pesaing. Mereka akan sangat begitu kompetitif dalam hal apapun dengan putrinya. Apakah itu soal prestasi hingga urusan penampilan.
5. Dia memiliki cacat emosi
Jika umumnya seorang ibu akan merasa bangga dan bahagia saat anaknya meraih prestasi, ibu dengan kecacatan emosi malah akan merasa sedih dan tidak bahagia. Di sini anak perempuan akan merasa bahwa ibunya tidak bisa berbahagia untuk mereka, sebaik sehebat apapun prestasi yang diraih. Alih-alih memberikan pujian, ibu dengan kecacatan emosi justru akan mengecilkan pencapaian anak perempuannya, seolah itu tak berarti apa-apa.