Resep Hubungan Suami Istri yang Dewasa, Ini Bahan - bahan yang Dibutuhkan
TABLOIDBINTANG.COM - Setiap pasangan menikah tentu mendamba memiliki hubungan yang dewasa. Karena hubungan yang kekanak-kanakkan hanya akan membuat hari-hari dipenuhi drama dan jauh dari bahagia. Akan tetapi, kebanyakan pasangan belum mengetahui "resepnya". Yang ternyata lebih dari sekadar seks dan romantisme.
Dilansir dari Brides, berikut ini "bahan-bahan" yang dibutuhkan untuk mendapatkan hubungan yang dewasa. Apa saja itu?
1. Respek
Tentunya respek yang setara atau sama bagi kedua belah pihak. Tidak hanya istri yang harus menghargai suami, suami pun harus menghargai istri. Jika Anda merasa respek mulai berat sebelah, ambil langkah mundur untuk sejenak mengevaluasi dan menemukan keseimbangan lagi.
2. Komunikasi terbuka
Untuk apa seks yang panas dan romantisme yang gemas, jika di dalam Anda merasakan sesuatu yang mengganjal tentang pasangan Anda. Tidak hanya merasa pasangan menyembunyikan sesuatu, tapi termasuk ketika Anda merasa tidak memahami pasangan. Maka ada baiknya lebih sering mempraktikkan komunikasi. Berlatih menjadikan Anda ahli dalam berkomunikasi dengan pasangan.
3. Kepercayaan
Sedikit-sedikit curiga, sedikit-sedikit melarang, sedikit-sedikit tidak mendukung, dan lain-lain. Pada akhirnya ini hanya akan melatih suami atau istri untuk berbohong kepada pasangannya. Karena sebagai manusia, berusaha memenuhi keinginan itu adalah sesuatu yang alami dan tidak otomatis hilang ketika dilarang. Sebagai solusi, cobalah untuk mulai berdiskusi tentang apapun. Hanya lewat diskusi yang sehat nilai-nilai bisa masuk dan diterima dengan baik.
4. Masih bertengkar, namun seimbang
Ketika pertengkaran seimbang, ini berarti tidak ada salah satu pihak yang ditindas atau menjadi sasaran kekerasan. Keseimbangan juga membuat pertengkaran lebih mudah reda dan mencapai solusi, karena muatannya tak sekadar emosi.
5. Individualitas
Dalam hubungan yang dewasa, baik pihak suami atau istri tidak ada yang kehilangan jati dirinya. Salah satu pihak tidak dominan dan tidak ada pihak yang menjadi bayang-bayang pasangannya. Dengan sama-sama menjadi diri sendiri, kehidupan berumahtangga menjadi lebih berwarna bukan?