Selain Covid-19, Kardiovaskular Penyebab 37 Persen Kematian di Indonesia

AURA | 14 Juni 2021 | 09:30 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Di luar wabah Covid-19 yang sedang terjadi saat ini, World Health Organization (WHO) menyatakan Cardiovascular Disease (CVD) atau penyakit kardiovaskular sebagai pembunuh nomor satu di dunia.

Di Indonesia, penyakit kardiovaskular pernah menyebabkan 37 persen kematian.

Melihat tingginya kematian akibat penyakit kardiovaskular, Gleneagles Hospital, salah satu rumah sakit yang dikelola Parkway Hospitals Singapore mensosialisasikan pengetahuan seputar penyakit mematikan ini.

Dalam diskusi kesehatan bertajuk Memahami Penyakit Kardiovaskular, Senior Cardiologist Gleneagles Hospital and Mount Elizabeth Novena Hospital Dr. Peter Ting menjelaskan bahwa setiap orang berpotensi terserang penyakit kardiovaskular.

Menurut studi yang dijalankan, 90 persen penyakit kardiovaskular disebabkan oleh 9 faktor resiko utama. Yaitu tingkat kolesterol, kebiasaan merokok, diabetes, hipertensi, kegemukan di bagian perut (buncit), tingkat aktifitas fisik, tingkat stress, nutrisi buruk dan kebiasaan mengonsumsi alkohol. 

“Penyakit kardiovaskular merupakan degenerasi dan disfungsi pembuluh darah, sebabnya adalah pengerasan dan penyempitan pada pembuluh darah itu yang seharusnya berfungsi menyalurkan darah untuk organ-organ vital pada tubuh, seperti hati, jantung dan otak. Seringkali gejala awal penyakit kardiovaskular tidak terlihat dan menjadi silent killer, padahal jika bisa dideteksi lebih awal bisa menjadi tonggak perubahan ke arah gaya hidup yang lebih sehat,” ungkapnya.

Langkah medis yang dapat dilakukan untuk mengatasi penyakit kardiovaskular diantaranya Intervensi Koroner Perkutan (Percutaneus Coronary Intervention), Pembedahan Coronary Arteri Bypass Grafting (CABG) dan rangkaian pengobatan.

Namun Dr. Peter Ting menegaskan pentingnya pula upaya pencegahan. Misalnya dengan pemeriksaan hipertensi dan kolesterol secara berkala. Juga menjaga berat badan ideal dan tidak merokok.

"Pencegahan dapat dilakukan baik sebelum atau sesudah timbulnya gejala dan yang terpenting pencegahan itu harus mampu menyentuh akar permasalahan. Terapi gaya hidup atau rehabilitasi penyakit jantung menyasar faktor lingkungan yang bisa dimodifikasi," jelasnya.

Sebagai dukungan terhadap tahap preventif ini, Gleneagles Hospital dan Mount Elizabeth Novena Hospital telah mengembangkan teknik-teknik pencitraan non invasif seperti Contrast Echocardiography dan 3D Echocardiography.

"Kesadaran dan deteksi dini yang akurat akan sangat menolong dalam mencegah komplikasi penyakit kardiovaskular tahap lanjut yang parah," pungkasnya.

Penulis : AURA
Editor: AURA
Berita Terkait