Jangan Biarkan Anak Bermudah-mudah Dalam Meminta Maaf, Ini Risikonya Kelak Mereka Dewasa
TABLOIDBINTANG.COM - Demi mendidik anak agar tahu pentingnya meminta maaf, kebanyakan orang tua cenderung menggunakan paksaan. Misalnya, saat anak terlibat pertengkaran dengan temannya atau saat kakak rebutan mainan dengan adiknya. Seperti sebuah reflek, orang tua akan menyuruh pihak yang terlihat salah untuk meminta maaf. "Ayok cepat minta maaf sama teman kamu!" atau "Kamu enggak boleh begitu sama Kakak, ayok minta maaf!"
Padahal, belum tentu pihak yang di mata orang tua terlihat salah benar salah. Sehingga belum tentu mereka mau meminta maaf dengan kerelaan, kecuali hanya karena keterpaksaan. Dan sesuatu yang mengandung paksaan, jelas berisiko memberi dampak negatif terhadap psikologi anak.
Dilansir dari Pure Wow, kata "maaf ya" yang terlalu cepat bisa membuat anak bingung menilai situasi yang sedang dihadapinya. Mudah meminta maaf menyebabkan permintaan maaf yang keluar tidak terlalu tulus dan minim empati. Dan jika hal ini dibiasakan sejak kecil, bisa terbayang dampaknya ketika kelak mereka dewasa. Mereka akan menjadi orang yang menggampangkan permintaan maaf yang secara tidak langsung menganggap sepele setiap kesalahan yang diperbuat.
Maka apa yang sebaiknya dilakukan orang tua?
1. Pendekatan nomor satu adalah dengan mengajukan pertanyaan kepada anak, "Apa kamu mau meminta maaf? Kita biasanya meminta maaf saat merasa bersalah atau menyesal tentang sesuatu. Caranya dengan bilang 'aku minta maaf ya'. Minta maaf bisa bikin perasaan kita lebih enak, lo. Mau mencobanya?
Dengan menggunakan pendekatan tersebut, anak akan belajar memahami konsep mengapa seseorang harus minta maaf saat melakukan kesalahan. Alih-alih sekadar mengulang-ulang perkataan maaf yang tanpa makna. Dengan kata lain, anak akan mengerti kalau permintaan maaf diucapkan hanya jika mereka benar melakukan kesalahan.
2. Pendekatan nomor dua adalah mencontohkan cara meminta maaf. Orang tua bisa memulainya dengan mengatakan, "Bingung ya, mau ngomong apa pas minta maaf? Mama contohin, ya. Aku minta maaf. Aku benar-benar lagi marah jadinya enggak sengaja mukul. Apa ada yang bisa aku lakukan untuk ngurangin sakitnya kamu?
Ketika anak merasa kesulitan meminta maaf, itu karena ia merasa malu atas perbuatannya. Tentu perasaan malu saat berbuat salah ini bagus untuk dijaga. Maka yang perlu dilakukan orang tua hanyalah membimbing anak agar mampu menyusun kalimat permintaan maaf yang tak melukai harga dirinya pun orang yang disakitinya.