6 Kiat Mengatasi Gangguan Kesehatan Mental, untuk Menjaga Diri Tetap “Waras” Saat Pandemi
TABLOIDBINTANG.COM - Situasi saat pandemi Covid-19 memengaruhi banyak aspek dalam kehidupan, termasuk kesehatan mental. Kesehatan mental masyarakat di masa pandemi terganggu, menurut survei UNICEF, akibat pembatasan aktivitas selama pandemi yang mengakibatkan perubahan secara mendadak dan drastis.
Masalah kesehatan mental pun menjadi topik krusial pada masa pagebluk ini. Di Indonesia khususnya, kondisi masyarakat yang mengalami ancaman kesehatan mental meningkat dengan pesat sejak beberapa bulan pasca penderita Covid-19 pertama muncul ke permukaan.
Dari awal pandemi pada bulan Maret hingga pertengah Juni 2020, jumlah penderita masalah kesehatan mental bertambah lebih dari 40% dibandingkan pada 2019. Lalu pada tahun 2021, isu kesehatan mental kian menjadi permasalahan yang serius, mengingat pandemi belum kunjung usai.
Meskipun beberapa daerah telah melonggarkan aturan PPKM akibat penurunan level, bukan berarti masyarakat bisa bebas beraktivitas seperti sedia kala. Agenda liburan untuk mengembalikan atau meringankan beban psikologis belum tentu bisa dilakukan semua orang.
Pasalnya, penyebaran virus Covid-19 masih belum bisa diprediksi perkembangannya. Risiko terpapar virus Corona masih ada dan tinggi, terlebih bagi masyarakat yang belum mendapatkan vaksinasi lengkap.
Namun tak perlu panik. Masih ada cara yang bisa dilakukan dari rumah saja. Bahkan, cara-cara ini bisa meningkatkan kualitas hidup dan membuat kita bisa lebih menikmati keadaan, meskipun pandemi belum usai.
Mencintai diri sendiri
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) menyampaikan tanggapan tentang solusi untuk menjaga kesehatan mental di masa pandemi Covid-19, yaitu dengan mencintai diri sendiri.
Dengan mencintai diri sendiri, manusia akan dapat menjaga kesehatan mental, memperkuat imun tubuh, hingga tumbuh menjadi pribadi yang tangguh.
Ketika manusia dapat mencintai diri sendiri, terlebih anak-anak, mereka dapat menerima segala kelebihan tanpa merasa tinggi hati. Di sisi lain, mereka juga berlapang dada untuk merangkul semua kekurangan diri tanpa ditutup-tutupi.
Budi Mardaya, Asisten Deputi Perumusan Kebijakan perlindungan Khusus Anak KemenPPPA, menjelaskan bahwa mencintai diri sendiri haruslah dengan sepenuh hati dan tanpa syarat.
Mencintai diri sendiri berarti percaya pada kemampuan diri sendiri, bersikap baik pada diri sendiri, dan mau memaafkan diri sendiri saat melakukan hal buruk dalam kepada diri kita.
Mencintai diri sendiri, lanjut Budi, sangat penting agar kita dapat hidup lebih senang, aman, dan nyaman serta dapat memperkuat sistem imun tubuh. Untuk itu, mencintai diri sendiri perlu ditanamkan sejak dini.
Dengan menanamkannya sejak dini, anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi yang mampu berdaya saing, karena memahami kekurangan serta kelebihan dirinya. Mencintai diri sendiri merupakan suatu perjalanan dan perjuangan bagi setiap orang.
Menambah kegiatan di rumah
Untuk mencegah gangguan mental di masa pandemi Covid-19, ada anjuran untuk menambah kegiatan di rumah dan tidak hanya mengandalkan satu aktivitas saja. Banyak ragam kegiatan yang dapat dilakukan di rumah, untuk menambah kesibukan dan terhindar dari gangguan mental.
Misalnya dengan memasak, mengakses media sosial, merawat tanaman hias, melakukan meeting online, serta kegiatan produktif lainnya. Sebab, mereka yang aktivitasnya beragam, lebih fleksibel dalam menjalani hidup serta mampu bertahan dari keterpurukan keadaan. Hal ini dapat menciptakan pribadi yang memiliki mental yang kuat.
Mendengarkan Lagu
Ahli psikologi Emmeline Edwards mengatakan, terapi musik dapat menjadi cara yang baik untuk bersantai di mana pun diri berada. Edwards menjelaskan, pendengaran terhubung ke area lain di otak yang terhubung ke sistem penghargaan, sistem motorik, pusat motivasi, dan regulasi emosi.
Selain itu, saran tambahan datang dari seorang psikiater bernama Marlynn Wei. Dia menyarankan untuk mendengarkan musik sambil minum secangkir teh hangat sebagai cara meredakan stress demi menjaga kesehatan mental.
Latihan mindfulness ini membantu kita terhindar dari pikiran-pikiran lain yang mengganggu. Faktanya, penelitian menunjukkan bahwa musik dapat membantu seseorang menghadapi gangguan terkait stress, depresi ringan, serta kecemasan.
Sedangkan minum teh diketahui memberikan efek relaksasi pada tubuh. Ketika kedua hal ini digabungkan, akan membuat suasana hati nyaman, damai, dan tentram.
Tanamkan kata-kata positif
Kata-kata memiliki kekuatan luar biasa yang mampu memberi sugesti hingga mewujudkannya menjadi kenyataan. Orang-orang yang berkata positif akan lebih mudah menuai hasil baik dibandingkan dengan orang yang sering mengatakan hal-hal negatif.
Terkait dengan kesehatan mental, biasakanlah berucap positif pada diri sendiri setiap hari. Ucapkan kata-kata tersebut di depan cermin agar dapat dilihat oleh diri sendiri untuk memberikan stimulasi positif. Dampaknya, kata-kata positif tersebut akan membuat diri menjadi lebih optimis serta mampu memperbaiki suasana hati.
Menjaga komunikasi
Manusia adalah makhluk sosial. Terbatasnya interaksi secara fisik bisa sangat mempengaruhi kondisi kesehatan mental karena membuat anda merasa tidak dapat bersosialisasi.
Namun perlu diingat, sosialisasi tetap bisa dilakukan tanpa harus bertemu secara fisik. Sempatkan waktu selalu untuk mengobrol bersama keluarga dan jaga komunikasi serta hubungan dengan sahabat.
Jangan lupa untuk bercerita, ceritakan apa yang sedang dirasakan kepada orang yang dipercaya, luapkan perasaan agar tidak terpendam dan menjadi penyakit mental. Percayalah, pada saat bercerita kepada seseorang, kita akan merasa dipahami dan hidup rasa sebagai manusia.
Hindari multitasking
Melakukan banyak pekerjaan dalam waktu bersamaan awalnya mungkin terlihat keren. Banyak orang memuji seorang yang multitasking. Padahal, kebiasaan ini justru bisa memicu stress berlebih yang berpotensi memunculkan masalah kesehatan mental.
Biasakanlah untuk fokus pada satu pekerjaan atau kesibukan saja mulai sekarang. Hal ini akan membuat kita terhindar dari pikiran berlebihan yang membebani mental.