Budidaya Rumput Laut, Diprediksi Salah Satu Sektor Unggulan Tahun 2022 Hingga 2024
TABLOIDBINTANG.COM - Dalam tiga tahun terakhir, peningkatan permintaan rumput laut memicu lonjakan harga Raw Dried Seaweed (RDS) hingga tiga kali lipat sejak Juli 2017. Peningkatan terhadap permintaan rumput laut ini rupanya belum dapat dipenuhi oleh produksi lokal. Faktanya, jumlah produksi malah menurun secara stabil sebesar 8,6 persen per tahun sejak 2015. Ini terungkap dalam lokakarya virtual “Tata Kelola Pembibitan Rumput Laut Sebagai Kerangka Pengembangan dan Pendistribusian Bibit yang Berkualitas,” yang digelar Rabu (29/9/2021).
Salah satu narasumber yakni Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP, Dr. TB. Haeru Rahayu, A.Pi., M.Sc. yang menjelaskan, rumput laut salah satu komoditas budidaya sektor unggulan pada 2022 hingga 2024. Menyiapkan industri ini sangat penting untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat, baik dari dalam maupun luar negeri. Karenanya, salah satu kebijakan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya dalam mendukung penyediaan bibit unggul yaitu dengan pemberian paket bantuan Kebun Bibit Rumput Laut kultur jaringan di kawasan pengembangan budidaya rumput laut.
“Hal ini untuk menjaga ketersediaan bibit unggul baik dari segi kualitas, kuantitas, serta keberlanjutannya,” kata Haeru. Narasumber lain, Direktur Yayasan Kalimajari, IGA Agung Widiastuti, menyebut beberapa faktor pemicu rendahnya produksi dan produktivitas budidaya rumput laut. Dari ketersediaan bibit berkualitas dan keberlanjutannya serta jaminan distribusi yang aman sampai ke pembudidaya, hingga ketepatan sasaran.
“Yang juga patut disorot, rendahnya keterlibatan pihak swasta di riset, penyediaan bibit berkualitas, serta mekanisme komunikasi dan koordinasi antarpemerintah pusat dan daerah yang belum optimal dalam merancang program. Dari sisi pembudidaya, pengetahuan serta informasi teknik yang baik dan benar khusus pembibitan masih rendah,” ulas Agung. Lebih lanjut, ia berharap workshop ini menghasilkan pilot program yang dapat diduplikasi bahkan di-scaleup ke tingkat yang lebih luas juga berdampak secara makro terhadap peningkatan produksi dan kualitas rumput laut Indonesia.