Kenali Tanda-tandanya Sebelum si Dia Memutuskan Hubungan
TABLOIDBINTANG.COM - Jatuh cinta ... berjuta rasanya! Setelah beberapa bulan bersama, Anda yakin benar telah menemukan pasangan yang cocok. Si dia pintar, humoris dan sering memberikan kejutan romantis. Namun tak lama kemudian, tiba-tiba saja si dia menghindar. Bahkan tak lagi muncul ke rumah. Telepon dan e-mail yang biasanya jadi alat komunikasi pun tiba-tiba tak bisa lagi membantu. Tak ada balasan satu pun. Seakan dia diculik alien! Pelan-pelan, Anda mulai sadar, telah putus hubungan dengannya. Setelah emosi mereda dan memikirkan kembali yang terjadi, Anda tetap saja bingung dengan apa yang telah terjadi. ''Kejadian tiba-tiba seperti itu malah lebih menyakitkan ketimbang putus hubungan secara baik-baik. Kenapa? Karena rasanya tak masuk akal,'' tukas Lynn Harris, penulis Breakup Girl to the Rescue! A Superhero's Guide to Love, and Lack Thereof (Back Bay Books), mencoba berempati. ''Apalagi si dia tiba-tiba menghilang begitu saja, bagaimana Anda bisa tahu alasannya?''
Tapi meski begitu, apa yang terjadi sebenarnya bisa dipahami. Bagaimana caranya? Sederhana saja, menyoal masalah berkencan, pasti akan ada risiko putus. Tinggal bagaimana mengetahui tanda-tandanya, sehingga tidak mengalami kebingungan saat menghadapi kejadian yang tak diinginkan. Anda mungkin tak suka penjelasannya, tapi ingat, pengetahuan bisa jadi kekuatan!
Si dia tipe Don Juan
Si dia sering memberi kejutan, bahkan di tempat kerja sekali pun. Tak jarang, tiba-tiba muncul menjelang makan siang. Maka tak heran, bila Anda kesengsem padanya. Namun, begitu Anda mulai memberikan respon positif, seketika itu juga si dia berubah 180 derajat. Bagaimana bisa si dia berubah pikiran secepat itu? Penjelasannya hanya satu, si dia hanya bisa menikmati satu hal, rasa penasaran sewaktu mengejar pasangan. Banyak yang mengaku, mencari pasangan dan berusaha mendekatinya, itu pengalaman menyenangkan. Tapi saat sasaran membalas perhatian yang diberikan, langsung hilang minatnya!
Lynn Harris mengingatkan, ''Mengejar-ngejar si gadis, itu bagian mudah bagi mereka. Tapi ketika hubungan mulai terjalin lebih serius, mereka mulai panik.'' Biasanya mereka yang melakukan ini tergolong emosional. Jadi jangan harap mereka akan memutuskan hubungan dengan cara dewasa. Mestinya memang begitu, tapi bagi mereka, lebih mudah menghindari situasi demikian.
Pertanda yang muncul:
Si dia lebih sering mengajak Anda ke tempat-tempat yang ramai dan banyak orang. Bisa jadi bahkan dengan mengajak teman-temannya. Akan sulit pergi berduaan. ''Kebanyakan dari mereka memang ingin menjelaskan, tapi tak mampu mengatasi emosi,'' ujar Harris mengingatkan.
Pencegahan:
Kalau Anda tak ingin berpisah dengan pasangan semacam ini, cobalah bertahan dan memahami keadaannya. Satu-satunya cara, biarkan dia menikmati kesenangannya, mengejar-ngejar Anda! Meski Anda mencintainya setengah mati, jangan biarkan si dia tahu hal ini. Pada waktunya, Anda berdua bisa saling mengenal lebih dalam. Di saat itu, jika si dia berniat putus, akan lebih sulit melakukannya.
Si dia masih terpesona mantan pacar
Jika seseorang tak bosan-bosannya membicarakan mantan pacar terus menerus, bisa jadi masalah. Pria yang diputuskan sang pacar, akan sulit percaya adanya cinta sejati. Tak jarang mereka menderita dan ada juga yang berniat ingin melakukan balas dendam. Mereka ingin, orang lain pun merasakan penderitaan yang sama. Tak heran, setelah mendapat pasangan baru yang mencintainya, mereka tiba-tiba memutuskan hubungan.
Jangan mengharap si dia menjelaskan alasannya. Biasanya mereka menutup rapat-rapat masalah ini dan mengatakan, pacaran, adalah hal terakhir yang dipikirkan untuk saat ini. Padahal, kalau mantan pacarnya mengajak kembali, bukan tak mungkin si dia akan mau kembali ke pangkuan pacar lamanya.
Pertanda yang muncul:
Dia sering membicarakan mantan pacarnya. ''Jika si dia mengatakan, mantan pacarnya baik, tapi hubungan mereka tak berarti lagi, ada kemungkinan dia siap menerima Anda,'' kata Harris. Tapi jika sering mencemooh atau menghina mantan pacar, bukan tak mungkin dia masih menyimpan perasaan yang justru akan menghambat hubungan Anda.
Pencegahan:
Tak banyak yang bisa dilakukan. Jika si dia begitu terpesona oleh mantan pacar, dia tak akan mampu melihat hal-hal baik mengenai Anda, yang sebenarnya sudah ada di hadapannya. Sama halnya dengan orang yang berusaha menangkap burung di atas pohon, padahal di pundaknya sudah bertengger burung lain yang sudah jinak.
Si dia menghindari konfrontasi
Si dia penurut, selalu mengikuti kemauan Anda menonton film tertentu, juga tak pernah mengeluh ketika Anda terlambat datang. Bila yakin si dia memang menyayangi Anda, sebaiknya pikirkan lebih jauh. Bisa jadi si dia tak mampu melakukan konfrontasi dengan Anda. Meski begitu, kebiasaan Anda mengganggu si dia. Itu sebabnya, setelah ratusan kali menuruti kemauan Anda, si dia tiba-tiba pergi begitu saja. ''Orang seperti ini mengambil langkah aman dan tak ingin mengalami konflik. Justru mereka tak bisa berhadapan dengan kenyataan,'' jelas Catherine Cardinal, Ph.D., penulis The Ten Commandments of Relationships (Andrews McMeel). ''Memang tak ada pasangan yang bebas dari konflik, tapi daripada menghadapinya, mereka memilih putus hubungan.'' Tentu Anda tak berharap si dia mampu mengatasi putusnya hubungan secara lebih baik. Yang terjadi biasanya si dia menghilang tanpa penjelasan.
Pertanda yang muncul:
Coba amati, apakah si dia pernah keberatan tatkala orang lain memotong antreannya? Atau pernahkah dia memanggil pelayan restoran untuk minta ganti garpu yang lebih baik? Perhatikan baik-baik, jika dia tak melakukannya, suatu kali nanti akan terjadi pula pada Anda.
Pencegahan:
Kalau Anda jatuh cinta padanya dan ingin mempertahankan hubungan, cobalah mencari tahu apa keinginannya dengan memberikan kesempatan. Misalnya, jika selama ini Anda lebih banyak memegang peranan untuk memilih tempat kencan, ada baiknya memberi kesempatan padanya untuk mengatur kencan berikutnya. Kalau Anda bisa menikmatinya bersama-sama, jangan segan untuk meminta pendapatnya mengenai masalah lain.
Si dia tak suka dikendalikan
Setelah berkencan selama beberapa lama, suatu hari Anda tentu ingin dikenalkan pada teman-teman juga keluarganya. Sebagian pasangan menjalaninya secara lancar, namun ada juga pasangan yang malah bubar. Kenapa? Ternyata ada satu pihak yang keberatan dan merasa tak ingin dikendalikan pasangannya. ''Ada pria yang memberikan respon negatif tatkala merasa dikendalikan,'' tegas Cardinal. ''Mereka pikir, kalau mengikuti saran Anda -- meski sedikit -- sama saja dengan kehilangan kebebasan.'' Kendati amat menyukai seseorang, tapi banyak pria yang lebih suka bebas mengendalikan kehidupannya. Tak jarang, mereka tiba-tiba mulai menghindar dan tak muncul lagi.
Mengapa bisa terjadi? Diduga justru karena mereka berada dalam situasi penolakan (denial), bahwa mereka punya hubungan khusus dengan seseorang. Bisa terjadi mereka dihujani pertanyaan mengenai alasannya memutuskan hubungan. Padahal mereka merasa tak pernah punya hubungan khusus.
Pertanda yang muncul:
Bagaimana mengetahui mereka mulai menghindari asumsi adanya hubungan khusus? Perhatikan setiap gerak-geriknya -- tapi bukan berarti Anda harus mengikutinya ke mana pun ia pergi -- juga perkataannya. Bukan tak mungkin suatu saat, Anda dikenalkan pada teman-temannya yang lain sebagai ... temannya. ''Kenalkan, ini ... eh ... teman saya, Nina.'' Memang bisa saja terjadi.
Pencegahan:
Kendati hubungan Anda mulai serius, jangan lupa untuk memperlakukan pasangan seperti individu yang bebas. Daripada mengatakan, ''Bisakah kita bertemu di rumah Susan malam ini?'' lebih baik mengatakan, ''Saya ingin ke rumah Susan malam ini. Kamu mau datang?'' Lebih baik 'kan?