Studi Status Gizi Indonesia Ungkap Angka Stunting di Tanah Air Turun 3,3 Persen
TABLOIDBINTANG.COM - Hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 menyebut angka stunting di Tanah Air turun 3,3 persen menjadi 24,4 persen jika dibandingkan dengan data dua tahun silam yakni mencapai 27,7 persen. Sayangnya, jumlah ini masih lebih tinggi jika dibandingkan angka yang dianjurkan WHO yaitu di bawah 20 persen. Jika kondisi ini tak segera ditangani, maka akan berdampak buruk bagi negara. Salah satunya, kerugian ekonomi sebesar 2 hingga 3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) per tahun, atau sekitar 400 triliun rupiah per tahun, dengan asumsi PDB Indonesia pada 2020 Rp 15.434 triliun.
Edukasi gizi seimbang di sekolah mesti terus didengungkan. Widya Prada Ahli Utama dari Direktorat Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi RI, Ir. Djajeng Baskoro, M.Pd., menyebut Pedoman Gizi Isi Piringku salah satu solusi. “Pihak swasta juga berperan penting mengedukasi guru dan orangtua soal gizi seimbang melalui Pedoman Gizi Isi Piringku,” ujarnya lewat siaran pers yang kami terima pekan ini. Karenanya, Danone Indonesia mendukung upaya pemerintah menurunkan angka stunting dengan menggelar Gebyar Isi Piringku PAUD 2021.
Mengusung tema “Membangun Generasi Sehat Melalui Edukasi Gizi Seimbang Sejak Dini” sekaligus merayakan Hari Ibu, acara ini digelar luring dan daring di Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, dan Bali. Tujuannya, mengajak ribuan orangtua dan guru meningkatkan peran aktif dalam pemenuhan gizi seimbang sejak dini untuk menjadikan anak-anak Indonesia sebagai Generasi Emas pada 2045.
Direktur Sustainable Development Danone Indonesia, Karyanto Wibowo, menerangkan, Gebyar Isi Piringku PAUD adalah bagian dari program Isi Piringku. Ini salah satu kontribusi Danone Indonesia dalam membantu Pemerintah Indonesia menyosialisasikan panduan Isi Piringku. “Diharapkan melalui kegiatan ini, para ibu di rumah tetap bisa memberikan pemenuhan gizi seimbang kepada anak agar tumbuh kembangnya optimal, terutama di tengah pandemi Covid-19,” kata Karyanto.