Anak Laki-laki yang Tidak Disunat Berisiko Kena Infeksi Saluran Kemih Hingga 10 Kali
TABLOIDBINTANG.COM - Bisa jadi kita familier dengan kata sunat alias sirkumsisi, yakni tindakan medis untuk menghilangkan kulit yang menutupi kepala penis (kulup). Dalam pandangan medis, sunat terbilang penting. Spesialis Urologi, dr. Arry Rodjani, Sp.U.(K), menerangkan, anak yang tak disunat berisiko kena infeksi saluran kemih (ISK) sebesar 3 hingga 10 kali jika dibandingkan dengan mereka yang disunat pada tahun pertama kehidupan. Ada banyak manfaat sunat. Kini, sunat tak lagi menggunakan teknik di mana alat dipanaskan lebih dulu atau sunat laser.
“Sunat dengan metode laser bisa berisiko menyebabkan luka bakar, cedera kelenjar penis, hingga yang terparah kepala penis terpotong. Untuk meminimalkan berbagai risiko yang mungkin terjadi, ada Klem yang direkomendasikan WHO sebagai metode sunat terbaik,” kata Arry lewat siaran pers yang kami terima pekan ini. Dari sekian banyak Klem yang digunakan di Indonesia, Mahdian Klem satu-satunya produk asli karya anak bangsa yang telah mendapat izin edar Kementerian Kesehatan RI dengan Nomor AKD 21103910201.
Dokter bedah saraf Rumah Sunat dr. Mahdian, dr. Mahdian Nur Nasution SpBS, menyebut sunat dengan metode Mahdian Klem juga meminimalkan risiko perdarahan. Teknik biusnya tak pakai jarum suntik sehingga mengurangi rasa takut pada anak dan membuat mereka lebih nyaman. “Metode sunat ini tidak memerlukan jahitan dan perban. Selain itu, prosesnya relatif lebih cepat yaitu kurang dari tujuh menit,” ujar Mahdian. Makin higienis, karena Mahdian Klem punya peralatan pendukung sunat atau circumcision kit sekali pakai.
“Semua komponen Mahdian Klem terbuat dari bahan kristal bening transparan dengan sistem sekrup pengunci lebih kuat. Alat ini memiliki pelindung klem kuat dan memiliki bentuk serta ukuran yang sesuai dengan anatomi penis anak Indonesia,” imbuhnya. Setelah disunat, anak bisa langsung beraktivitas. Jangan lupa untuk kontrol pascasunat agar pemulihan luka bisa dipantau dengan baik oleh dokter. Ini untuk mencegah berbagai risiko yang mungkin terjadi, seperti komplikasi pada penis, perdarahan, penis bengkak, hingga infeksi.