Survei: 70 Persen Responden Ngaku Pembayaran Digital Mereka Naik Saat Pandemi Covid-19
TABLOIDBINTANG.COM - Bukan rahasia lagi pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia sejak Maret 2020 mengubah gaya hidup masyarakat. Setidaknya ini tampak dalam survei Visa yang dilakukan YouGov periode 11 sampai 22 Februari 2022 dengan melibatkan 2.000 responden dari seluruh Indonesia. Hasilnya, hampir 70 persen responden mengklaim pembayaran digital mereka naik di tengah pandemi Covid-19, termasuk makin marak kartu kredit dan skema Buy Now, Pay Later (26 persen). Data Bank Indonesia juga menyebut jumlah transaksi kartu kredit di Tanah Air tumbuh 34,35 persen year-on-year, Juni 2022. Volume transaksinya hampir 28 juta transaksi di bulan yang sama.
Hal ini juga tercermin dalam survei Visa oleh YouGov, yang menemukan penggunaan kartu kredit meningkat 25 persen selama wabah. Merespons data ini, Presiden Direktur PT Visa Worldwide Indonesia, Riko Abdurrahman, mengatakan makin banyak orang Indonesia pakai eCommerce dan metode pembayaran digital karena lebih nyaman dan fleksibel. “Kami juga melihat peningkatan minat dan adopsi pembayaran digital sebagai peluang besar untuk makin mendorong inklusi keuangan di Indonesia serta mendukung pertumbuhan ekonomi digital,” ujarnya lewat siaran pers yang kami terima pekan ini.
Studi juga mengungkap ketahanan masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda dalam menghadapi tantangan ekonomi akibat pandemi. Mereka menemukan cara mempertahankan kondisi keuangan. Lebih dari separuh responden fokus ke pertumbuhan tabungan atau investasi mereka, khususnya kalangan milenial (59 persen) dan Gen Z (57 persen). Emas masih dianggap tempat aman untuk investasi jangka panjang (57 persen), diikuti saham (38 persen), reksadana (34 persen), dan aset kripto atau NFT (30 persen).
“Pandemi mempercepat gaya hidup digital-first di masyarakat. Ini terlihat dari preferensi untuk aktivitas sehari-hari yang bebas repot, fleksibel, tanpa kontak, dan dalam jaringan. Karenanya Visa mendukung pertumbuhan pembayaran digital di Indonesia. Kami terus menghubungkan semua orang untuk membantu membangun ekonomi yang terbuka dan inklusif,” pungkasnya.