Pemerintah Korea Selatan Akan Memberikan Kompensasi Finansial pada Korban Tragedi Itaewon
TABLOIDBINTANG.COM - Perayaan Halloween yang berubah menjadi tragedi memilukan di Itaewon membuat Korea Selatan berduka. Selain memutuskan berkabung nasional setelah tragedi itu, Pemerintah Korea Selatan juga mengumumkan akan memberikan kompensasi finansial untuk keluarga korban tragedi Itaewon
Pada tanggal 31 Oktober kemarin, seperti dikutip dari koreaboo.com, pemerintah mengumumkan akan memberikan kompensasi finansial kepada para korban tragedi Itaewon. Pemerintah mengumumkan akan mendukung keluarga korban untuk memberikan kompensasi atas layanan pemakaman dan untuk memberikan dukungan tambahan.
Kementerian Keamanan Dalam Negeri membuat pengumuman, menyatakan bahwa mereka akan menyediakan hingga 15,0 juta KRW (sekitar 0,500 USD) untuk membayar biaya pemakaman dan transportasi. Pemerintah juga mengumumkan akan mengirimkan pegawai negeri sipil ke layanan pemakaman korban untuk membantu.
Untuk korban yang terluka dalam tragedi Itaewon, pemerintah mengumumkan bahwa mereka akan ditanggung di bawah Asuransi Kesehatan Nasional negara itu dan juga akan ditugaskan seorang pegawai negeri sipil untuk membantu memantau dan memberikan dukungan tambahan jika diperlukan. Selain itu, pemerintah menyatakan bahwa keluarga yang terkena dampak akan menerima keringanan pajak dan dukungan keuangan lainnya, seperti meringankan atau menunda tagihan telepon keluarga.
Berita itu muncul setelah Presiden Korea Selatan Yoon Seok Yul secara resmi menyatakan tragedi Halloween Itaewon sebagai bencana nasional. Presiden juga menyatakan masa berkabung hingga 5 November.
Sesuai protokol Bantuan dan Penyelamatan Bencana Kementerian Dalam Negeri, keluarga yang meninggal dalam bencana nasional akan memenuhi syarat untuk menerima kompensasi hingga 20,0 juta KRW (sekitar $14.100 USD). Mereka yang terluka berhak menerima antara 5.00 juta KRW (sekitar $3.520 USD) dan 10,0 juta KRW (sekitar $7.030 USD) sebagai kompensasi.
Perayaan Holloween di distrik Itaewon di Seoul, Korea Selatan, berubah menjadi tragedi yang menewaskan 154 orang ketika gelombang massa meledak dan terjadi desak-desakan.