5 Tahun Bekerja untuk Raditya Dika, Rza Kumar Resign
TABLOIDBINTANG.COM - Salah satu karyawan Raditya Dika di bagian tim kreatif, Rza Kumar memutuskan hengkang dari kantor yang sudah lima tahun diikutinya. Rza Kumar terakhir bekerja di tempat Raditya Dika hingga akhir bulan Mei ini.
Dilansir dari akun Twitter @rzakumar, dalam sebuah thread ia membagikan pengalaman yang dipelajari saat bekerja dengan Raditya Dika.
1. Filosofi
Raditya Dika itu mempunyai filosofi atau prinsip untuk channel Youtubenya, yaitu ia selalu membayangkan kalau video-videonya akan ditonton oleh seorang bapak dan anak perempuannya, sehingga jaringannya yang dikeluarkan sebisa mungkin tidak membuat kecanggungan.
Ingat tidak dulu kita suka nonton film bareng orang tua, saat adegan tidak senonoh tampil pasti kita canggung. Maka dari itu, bang Radit tidak pernah ciuman sama Pandu di video. Karena filosofi inilah yang membuat sesuatu punya identitas.
2. Solutif
Sikap inilah yang membuat Raditya Dika sebagai komedian tapi tetap menemukan jalan untuk mengendorse mesin gerinda. Kenapa ini disebut solutif alih-alih kreatif?
Karena salah satu komponen dalam menjadi kreatif itu adalah solutif, sebab kreatif itu terlalu abstrak dan banyak komponen didalamnya. Orang menulis novel sama orang yang bisa korek kuping pakai kertas digulung itu bisa disebut kreatif loh.
Sikap solutif ini harus selalu di ingat terus jika ada brief produk untuk datang, selalu kami anggap sebagai tantangan untuk memikirkan ide yang kreatif. Tanpa ini tidak akan ada program komedi tanpa ketemu atau mindahin keluarga ke Game The Sims.
3. Kita Perlu Box
Dulu Rza Kumar selalu diajarkan untuk berpikir Out of The Box, dan ini adalah teori yang ia bilang Keren. Sampai perspektif lain datang ketika kami punya keterbatasan. Katakanlah keterbatasan itu terbentuk dari jadwal bang Radit yang penuh, atau misal pad Pandemi jadi tidak bisa shooting di luar sehingga harus memanfaatkan spot di rumah. Keterbatasan itu sukses untuk mengeluarkan ide terbaru dan selalu menarik, plus produksi yang lebih efektif.
Tapi, tanpa adanya keterbatasan, apakah idenya bisa jauh lebih menarik? Kita tidak ada yang tau. Tapi, lebih fleksibel dan lebih banyak opsi. Lalu, apakah lebih efektif akan punya banyak impact? Ini yang bikin dirinya selalu mencari ‘Box’nya dulu sebelum bikin apa idenya.