Komeng Sentil Komedian yang Sudah Lebih Dulu ke Senayan Tapi Kurang Perhatian
TABLOIDBINTANG.COM - Alfiansyah Komeng memimpin sementara dalam perolehan suara di Pemilu 2024 untuk DPD Jawa Barat. Hingga Minggu (18/2) dilihat dari data suara di situs resmi Komisi Pemilihan Umum (KPU) Komeng memperoleh suara 1 juta lebih.
Komeng bisa dibilang beda dari dari artis lain lantaran memutuskan terjun ke politik lewat jalur independen bahkan tanpa kampanye yang memakan biaya besar.
Saat ditanya mengapa mau jadi caleg, Komeng membeberkan alasannya. Ia tidak menampik jika ada yang mengatakan dirinya memanfaatkan popularitas untuk maju sebagai calon anggota dewan.
"Yaa beberapa sih gitu (manfaatkan popylaritas), memang awalnya saya tuh sebetulnya pengen Hari Komedi itu ada. Awalnya dari itu dulu, Hari Musik ada, Hari Film ada, sampai tetangga saya ada Harisabar dan Harimukti. Saya mengajukan itu (Hari Komedi) sama temen-temen Paski, kan Jarwo ketua umumnya, pernah mengajukan ke DPR," ungkap Komeng usai mengisi acara di Studio Trans 7, Jakarta Selatan belum lama ini.
Namun, keinginan para komedian hingga sekarang hanya sekedar ditampung belum ada eksekusi dan aksi nyata.
"Itu (usulan) diterima tapi tetap mereka gak bisa mengabulkan karena harus ke eksekutif katanya. Awalnya dari situ aja, ane mikir ko gue berkesenian minta hari aja susah banget," kata Komeng.
Lebih detail mengenai hari Komedi itu, ia mengambil hari lahir legenda komedi Indonesia, Bing Slamet. Komeng melanjutkan seniman seperti dirinya masih dianggap sebelah mata dalam segi seni budaya di negeri ini.
"Saya mau ambil hari lahirnya Bing Slamet yaitu 27 September. Walaupun belum ditentukan oleh negara tapi kami komedian setiap tanggal itu udah selamatab hari komedi. Memang orang seperti kita (komedian) kadang kurang diperhatikan, sempet temen-temen (artis) juga yang udah disana (DPR) kurang memperhatikan," terang Komeng mengeluhkan.
Menurut Komeng sudah banyak negara mengapresiasi budaya komedi seperti di Jepang dan Korea. Padahal, dua negara itu dianggap Komeng sudah menjajah negara lain dengan budaya hingga kuliner.
"Makanya kalau ditanya gimana matahin stigma artis, jadinya pemikiran saya melebar kemana-mana, ko Korea Selatan bisa, koa Jepang bisa dengan seni budayanya. Jepang udah nggak menjajah dengan militernya tapi dengan makanannya yaa, makanan Jepang kan banyak ya di kita. Kita makan makanan Jepang tuh murah, tapi kalau kita makan makanan kita di luar itu mahal loh," beber Komeng.
Komeng juga melihat adanya ketimpangan soal harga kuliner Indonesia di luar negri. Contoh kecilnya adalah saat putranya beli ayam geprek di Kanada yang harganya masih mahal.
"Anak saya nih sekolah di luar negeri di Kanada, saya makan ayam geprek di sana aja 500 ribu, belum pakai nasi. Makanan mereka (negara lain) murah loh di Indonesia, saya pernah menanyakan itu ke pak Sandiaga Uno, kenapa? Ternyata antar kementrian ada kerjasama, masa kita nggak gitu. Di negara lain tuh seni dan budaya penghasilannya bisa sampai double digit untuk APBN, saya mau kesana tapi saya nggak tau apakah bisa lewat DPD," pungkas Komeng.