Ipar Perempuan Toksik Banget! Ini 5 Cara Terbaik Menghadapinya

Alam Mary | 27 Juni 2024 | 23:59 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Pernikahan seringnya tidak hanya menyatukan dua orang yang berbeda. Melainkan tiga, empat, atau lima dan seterusnya orang yang berbeda. Jadi pernikahan tidak melulu tentang hubungan Anda dan pasangan. Tapi juga tentang hubungan Anda dengan mertua, Anda dengan saudara ipar, atau Anda dengan keluarga besar pasangan.

Menjadi salah satu hubungan ekstensi dalam pernikahan yang cukup panas, yakni hubungan seorang istri dengan saudara perempuan suaminya. Ketegangannya tidak jarang melebihi hubungan seorang istri dengan mertua perempuan. 

Kendati demikian, apakah pernikahan benar-benar harus berantakan atau bahkan berakhir hanya gara-gara keberadaan ipar toksik? Terlebih jika tidak ada masalah yang terlalu berarti juga antara Anda dan suami.

Nyatanya, menjalankan hubungan dengan orang-orang di luar pasangan sendiri modalnya kurang lebih cukup "main cantik". Jangan terlalu dimasukkan ke hati dan jangan sampai perang terbuka juga. Melansir dari Martha Stewart Weddings, berikut 5 cara terbaik menghadapi ipar perempuan toksik, berdasarkan jenis toksiknya.

1. Menghadapi ipar yang selalu kepo

Ada kalanya ipar suka sekali bertanya tentang apa saja. Tapi yang sering bertanya soal uang, jelas sangat mengganggu. Ipar yang suka kepo dengan pekerjaan yang dilakukan ayah Anda, ikut modal berapa banyak saat pesta pernikahan, dan semacamnya. 

Tidak perlu nge-gas dengan menjawab uang adalah urusan pribadi Anda dan keluarga Anda. Cukup tarik seutas senyuman, lalu jawab, "Uang tidak jadi masalah, asalkan untuk orang yang kau cintai...," walau dalam hati mungkin Anda merasa ingin muntah. Tidak masalah, yang penting tetaplah santai dan tenang.

2. Menghadapi ipar yang merasa bos besar

Mungkin ipar perempuan sebelum saudara laki-lakinya menikah terbiasa diperlakukan bak puteri kerajaan yang bisa meminta apapun atau menyuruh ini itu berdasarkan standar pribadinya. 

Jangan cepat ngamuk menghadapi ipar modelan seperti ini. Cukup pahami bahwa kebanyakan orang yang suka mengontrol biasanya menderita gangguan kecemasan. Cukup hadapi dengan menarik napas panjang, lalu berikan senyuman. Jawab saja sambil lalu. Tenanglah. Karena akhirnya segala sesuatu yang dilakukan tetap akan mengikuti standar Anda. Kan, Anda sendiri yang melakukan ini dan itu, bukan?

3. Menghadapi ipar yang mulutnya kasar

Duh, kalau mengikuti emosi, bawaannya pasti ingin menyumpal mulut ipar perempuan yang kasarnya minta ampun. "Bajunya, kok gitu banget?", "Begitu aja gak bisa!", "Enggak usah baper lah", dan lain-lain. 

Perlu diketahui, seseorang sering berkata kasar bisa jadi karena tidak tahu jika kata-kata yang mereka keluarkan menyakitkan hati orang lain. Sampaikan saja jika Anda keberatan dengan komentarnya dengan jujur.

"Kamu tahu, ucapan kamu itu menyakiti hati saya. Semoga kamu tidak begitu lagi." Berani saja dan ulangi terus jika sekian waktu tetap berkata kasar. Bagaimana pun Anda pemeran utamanya, jadi tidak masalah bersikap tegas dan biarkan ipar perempuan Anda paham.

4. Menghadapi ipar yang cemburuan 

Ipar perempuan Anda masih lajang. Mendapati saudara laki-lakinya menikah lebih dulu tentu terasa menyakitkan. Dan kepada Anda dia akan melancarkan kecemburuan.

Ingat, betapa pun cemburunya, adik perempuan suami tidak akan pernah menjadi istrinya suami. Dia bukan saingan Anda! Maka tidak ada salahnya untuk lebih dulu bersikap dewasa dan lakukan pendekatan. Tawarkan diri Anda sebagai seorang bestie yang kelak akan selalu bisa diandalkan. Well, memelihara satu ipar perempuan agar berdiri di pihak Anda banyak manfaatnya, kok ke depannya. 

5. Menghadapi ipar yang kompetitif

Tidak cukup hanya cemburuan, ada pula ipar perempuan yang melihat Anda sebagai saingannya. Terhadap apapun yang Anda lakukan, dia akan merasa sedang berkompetisi. Soal kecantikan, pilihan berbusana, gaya hidup yang dilakukan, tidak mau kalah pokoknya.

Percayalah, sikap kompetitif muncul dari perasaan insecure. Ipar mungkin ingin secantik Anda, sekreatif Anda, secekatan Anda, dan lain-lain. Maka alih-alih merasa tersaingi, mengapa tidak berikan apresiasi saja dan dukung perubahannya menuju lebih baik. Tidak apa-apa, kok kalau jadinya nanti sama-sama cantik atau sama-sama modis. Mengapa tidak?

Penulis : Alam Mary
Editor: Supriyanto
Berita Terkait