Master Card, Central dan Benih Baik Galang Dana Rp 750 Juta untuk Anak Putus Sekolah

Supriyanto | 14 Agustus 2024 | 12:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Setelah berakhirnya Pandemi Covid-19, ada 26 juta masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan di Indonesia. Sementara dari data Bappenas pada 2022, ada 491 ribu lebih anak putus sekolah akibat pandemi.

Untuk membantu anak-anak bangsa yang putus sekolah Mastercard, bersama Central Department Store dan BenihBaik.com berhasil menggalang dana lebih dari Rp750 juta untuk mendirikan Sekolah Kesetaraan Gratis. 

Dana yang terkumpul untuk memberikan akses pendidikan berkualitas yang setara bagi anak-anak kurang beruntung. 

"Mereka membutuhkan uluran tangan kita," kata Andy F. Noya, penggagas Yayasan Benih Baik Indonesia (YBBI) di Jakarta Pusat, Selasa (13/8).

Upaya kolaboratif yang didorong oleh komitmen Mastercard terhadap pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat mendukung kesetaraan pendidikan di Indonesia.

Sebagai bagian dari inisiatif ini, Mastercard mendonasikan Rp25.000 untuk setiap transaksi yang dilakukan menggunakan kartu kredit atau debit Mastercard pada periode 25 September hingga 31 Desember 2023.

Selain itu, Mastercard juga mencocokkan setiap donasi yang dilakukan oleh pemegang kartu Mastercard di situs BenihBaik.com, hingga Rp250.000 per donasi.

Dana tersebut nantinya digunakan untuk program sekolah kesetaraan gratis. Program untuk Paket A, Paket B, dan Paket C itu nantinya menyasar anak-anak di Pulau Bali. 

Andy mengatakan efek dari keluarga miskin itu bisa merembet pada urusan pendidikan. Karena banyak anak putus sekolah, gara-gara faktor ekonomi. Dia mencontohkan di Jakarta, anak-anak jalanan sengaja dibiarkan di jalanan untuk mencari tambahan nafkah buat keluarga. 

"Ada yang jualan tisu, ngamen, preman, dan lainnya," katanya. Selama beraktivitas di jalanan, anak-anak itu bisa membawa pulang uang sekitar Rp 100 ribu. Bagi keluarga yang terjerat kemiskinan ekstrem di ibukota, lebih memilih anaknya ke jalanan dari pada sekolah," terang Andy F Noya.

Untuk itu Andy mengatakan yang utama adalah menyelesaikan masalah kemiskinan di keluarga dahulu. Sehingga orang tua yang sudah tidak miskin lagi, bersedia melepas anaknya untuk bersekolah. 

Penulis : Supriyanto
Editor: Supriyanto
Berita Terkait