Sejak Pendirinya Ditangkap, Telegram Banyak Perubahan
TABLOIDBINTANG.COM - Pevel Durov, pendiri sekaligus CEO aplikasi Telegram ditangkap di bandara Bourget, Prancis, pada Sabtu (24/8) malam Pavel Durov ditangkap polisi saat melakukan perjalanan dari Baku, Azerbaijan menggunakan jet pribadinya.
Sempat ditahan, CEO Pavel Durov kemudian dibebaskan bersyarat.
Sejak kabar penangkapan tersebut ramai, pelan-pelan Telegram melakukan perombakan besar-besaran di aplikasinya.
Minggu kemarin diketahui Telegram memperluas jangkauan moderatornya untuk mengawasi chat personal.
Dikutip dari CoinDesk, Jumat (6/9) untuk pertama kalinya, pengguna di chat personal bisa memberikan label 'konten ilegal' untuk dikaji lebih lanjut. Hal tersebut tertulis dalam laman 'Frequently Asked Questions' (FAQ) Telegram.
Perubahan kebijakan pada Telegram bisa mengubah persepsi yang selama ini dinilai terlalu bebas dalam mewadahi konten ilegal. Anggapan tersebut yang memicu penangkapan Pavel Durov oleh otoritas Prancis.
Di akun X miliknya, Pavel Durov menyebut popularitas Telegram yang makin populer memudahkan pelaku kriminal berbuat semena-mena di platform tersebut.
Ia berjanji akan memperbaiki sistem Telegram demi keamanan lebih dari 950 juta penggunanya saat ini.
"Saya masih mencoba memahami apa yang terjadi di Prancis. Namun, saya mendengarkan berbagai kekhawatiran yang ada. Saya menetapkan tujuan personal untuk mencegah pelaku kekerasan dalam mengintervensi masa depan lebih dari 950 juta pengguna kami," kata Pevel Durov di akun X miliknya.