Bos Telegram Ditangkap Bersama Wanita 24 Tahun, Diduga Agen Rahasia Israel?
TABLOIDBINTANG.COM - Pendiri dan CEO Telegram, Pavel Durov ditangkap di Paris bersama teman wanitanya, seorang influencer berusia 24 tahun, Yulia Vavilova.
Nama Yulia Vavilova pun sempat ramai dibahas karena dituding sebagai agen mata-mata yang membuat Pavel Durov ditangkap oleh kepolisian negara Perancis.
Vavilova disebut agen intelijen jenis "honeypot", dengan misi membawa Durov ke Prancis tempat dia dapat ditangkap.
Dugaan tersebut muncul setelah Yulia berada di dalam dalam jet pribadi Durov ketika mendarat di bandara Le Bourget pada 24 Agustus.
Sebelum kejadian, Yulia Vavilova sempat mengunggah ilustrasi dirinya bergaya kartu pos Paris, termasuk Menara Eiffel, pemandangan Sungai Seine, dan katedral Notre-Dame.
Yulia Vavilova juga memasang unggahan di media sosial di lokasi yang sama dengan CEO Telegram tersebut, termasuk Kazakhstan, Kirgistan, dan Azerbaijan, serta bagian dalam jet pribadinya.
Namun, baik Vavilova maupun Durov belum memberikan statemen resmi soal hubungan mereka.
Hal ini membuat publik berspekulasi bahwa Vavilova bisa jadi adalah agen intelijen. Salah satu teori konspirasi paling populer menyebutkan bahwa dia disebutkan bekerja untuk Mossad Israel.
Pendiri Telegram tersebut memiliki paspor Rusia, Prancis, Uni Emirat Arab (UEA), dan St. Kitts dan Nevis. Dia dilaporkan memberi tahu polisi Prancis yang menahannya bahwa dia akan makan malam dengan Presiden Emmanuel Macron, namun dibantah oleh pemimpin Prancis tersebut.
Setelah dibebaskan, Yulia Vavilova belum mau memberikan keterangan resmi soal penangkapan Pavel Durov. Namun lewat akun Instagram miliknya, Yulia membantah semua tuduhan terkait dirinya sebagai agen mata-mata.
"Sahabat-sahabat terkasih, teman-teman baru, dan keluarga, saya bersyukur memiliki kalian dalam hidup saya," tulis Yulia Vavilova di Instagram baru-baru ini.
"Tingkat dukungan yang saya terima tidak terukur. Saya tidak dapat kembali lebih awal, tetapi saya senang memberi tahu Anda bahwa semuanya baik-baik saja. Ada banyak informasi palsu yang beredar, tetapi itu adalah topik untuk masa mendatang…,” jelas Yulia Vavilova.
Dilihat dari unggahannya di Telegram dan X Durov menggambarkan tuduhan terhadapnya adalah sesuatu yang "mengejutkan" dan "salah arah" karena menggunakan "hukum dari era pra-ponsel pintar untuk mendakwa seorang CEO atas kejahatan yang dilakukan oleh pihak ketiga pada platform yang dikelolanya."
Pihak berwenang Prancis telah mendakwa Durov dengan belasan pelanggaran, mulai dari penolakan untuk bekerja sama dengan pihak berwenang hingga mengelola platform daring yang diduga digunakan oleh kejahatan terorganisasi untuk tindakan ilegal, seperti perdagangan manusia dan pelecehan seksual anak.
Durov dibebaskan dengan jaminan sebesar 5 juta euro (USD5,5 juta) dan dilarang meninggalkan Prancis sambil menunggu proses persidangan.