Dean Desvi Laporkan 3 Pengurus Panti Asuhan Soal Pencabulan Anak Asuh
TABLOIDBINTANG.COM - Pemain sinetron Dari Jendela SMP, Dean Desvi melaporkan tiga oknum pengurus Panti Asuhan Darussalam An'Nur, Tangerang ke Polres Tangerang Kota pada 2 Juli 2024.
Dean menuding ketiga oknum pengurus panti asuhan tersebut melakukan pelecehan dan pencabulan terhadap anak asuhnya sendiri.
Laporan tersebut terdaftar dengan nomor perkara LP/B/725/VII/2024/SPKT/Polres Metro Tangerang Kota/Polda Metro.
Sebagai salah satu donatur di Darussalam An'Nur, Dean Desvi menemukan kejanggalan dan bukti yang memperkuat tuduhannya. Wajah Femina 2002 itu mengaku menerima sejumlah aduan dari para korban atas kelakuan tiga oknum pengurus panti asuhan.
"Awalnya ada tiga korban, sampai akhirnya sampai delapan orang, sembilan orang. Awalnya mereka malu-malu, ketakutan gemeter, udah 21 tahun plus, saya tanya, laki loh, gemetar, nangis, tanda-tanda mentalnya kena," ungkap Dean Desvi dalam jumpa pers di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (26/9).
"Bagus dia nggak bunuh diri. Sebagian korban udah ada yang depresi," kata Dean Desvi menambahkan.
Endang Hardian, S.H, kuasa hukum Dean Desvi menambahkan, laporannya sudah ditangani penyidik.
"Sejauh ini pihak kepolisian sudah menerbitkan SPDP (Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan) dengan nomor SPDP/2.8.1/IX/RES.1.24/2024/Reskrim pada 19 September 2024," jelas Endang Hardian
Para korban mengaku dibujuk dan dijanjikan barang berharga oleh pelaku usai melakukan pencabulan.
"Hampir semua korban yang ngadu ke kami selalu diiming-imingi, abis dinodai, dikasih kaca mata, diikasih handphone, bahkan iPhone, dinodai dari umur delapan tahun, tapi baru cerita di umur sekian," beber Dean Desvi.
Selain pencabulan, Dean Desvi juga menyebut adanya kesenjangan sosial yang diterapkan para pimpinan panti kepada murid-muridnya.
"Kalau yang bening-bening, ditempatkannya pakai AC, kalau yang bocil-bocil mohon maaf yang dekil-dekil tinggalnya di emperan," katanya.
Kasus dugaan pencabulan diketahui sudah naik status dari penyelidikan ke penyidikan. Penyidik juga sudah menggali kesaksian tiga dari sembilan orang korban anak.
"Yang udah di BAP 3, tapi korbannya hampir 10 ini yang baru berani speak up. Kita masih punya keyakinan yang adik-adik 4 sampai 5 tahun, kemungkinan besar 80 persen sih korbannya, karena nggak wajar," pungkas Dean Desvi.