Nggak Mudah, Aisyah Aqilah Belajar Mencintai Orang yang Takut Dicintai
TABLOIDBINTANG.COM - Bagaimana rasanya mencintai seseorang yang tidak mengerti cara mencintai dirinya sendiri? Mencintai orang-orang yang takut dicintai bukanlah hal mudah.
Itulah yang dialami Launa, karakter yang diperankan oleh Aisyah Aqilah dalam serial Aku Tak Membenci Hujan (VIU). Serial ini juga dibintangi oleh Jeff Smith dan menghadirkan kisah yang menyentuh hati banyak orang.
Karang, Cowok yang Takut Dicintai, tapi Butuh Cinta
Karang bukan cuma seseorang yang memiliki trauma, tetapi juga seseorang yang takut untuk percaya pada cinta. Luka masa kecil membuatnya merasa bahwa cinta hanyalah ilusi.
Trauma yang ditinggalkan oleh ibunya menjadikannya seseorang yang lebih memilih menjauhi semua orang, daripada terluka lagi. Ia juga tumbuh dalam lingkungan keluarga yang penuh ketidakpastian, sehingga ia membangun tembok agar tidak tersakiti.
"Karang ini sosok yang pintar dan introvert banget. Ia memiliki beberapa trauma yang akhirnya membentuk pribadi yang lain," kata Jeff Smith tentang Karang.
Karang memiliki kepribadian ganda, yaitu Agha yang tegas dan Aru yang lembut. Setiap hujan turun, Karang berubah. Hujan bukan sekadar air yang jatuh dari langit baginya, tetapi juga pemicu dari trauma yang mendalam.
Dalam kisah ini, Launa (Aisyah Aqilah) tidak hanya harus memahami Karang, tetapi juga berjuang untuk membuktikan bahwa cinta tidak selalu menyakitkan. Launa adalah seseorang yang penuh kehangatan. Meskipun Karang selalu menghindar, ia tetap berada di sisinya.
Launa tidak memaksa, tetapi perlahan membuktikan bahwa cinta bukanlah sesuatu yang harus ditakuti. Launa juga mengerti bahwa kepribadian Aru merupakan sisi paling rapuh dari Karang.
Aru tidak menolak kasih sayang, tetapi justru mendambakannya. Lewat Aru, Launa melihat siapa Karang sebenarnya—seorang pria yang hanya ingin dicintai tanpa rasa takut.

Kepribadian Ganda Karang: antara Dingin dan Hangat
Trauma yang dialami Karang begitu besar hingga membentuk beberapa kepribadian lain. Contohnya, Agha muncul sebagai sosok yang kuat dan tidak bisa digoyahkan, sementara Aru adalah sisi yang penuh kelembutan dan luka.
Ketika Karang tidak mampu menghadapi rasa sakit secara langsung, pikirannya menciptakan karakter lain untuk melindunginya.
“Masing-masing kepribadian itu punya karakter tersendiri. Maksudnya, punya keunikan tersendiri," ujar Jeff Smith soal kepribadian ganda dalam diri Karang.
Di sisi lain, banyak orang bisa melihat diri mereka dalam Launa. Ia adalah sosok yang penuh cinta, tetapi juga takut kehilangan. Launa bukanlah karakter yang hanya menunggu. Ia mau bertindak, berusaha, dan terus berjuang.
Meski ceria dan suka menebarkan kebahagiaan, Launa juga memiliki kesabaran luar biasa dalam menghadapi dua sisi Karang—baik Agha yang dingin dan sulit didekati maupun Aru yang hangat dan penuh luka. Ketulusannya membuatnya tetap bertahan, bahkan saat Karang mendorongnya pergi.
Menurut Aisyah Aqilah, Launa adalah orang yang unik dan tidak membosankan, sehingga orang-orang mau berteman dan melakukan banyak hal dengannya. Aisyah Aqilah juga menambahkan bahwa Launa adalah sosok yang ekstrover dan selalu ceria.
Berbeda dengan dirinya sendiri yang bisa menjadi ekstrover maupun introver tergantung situasi, Launa justru tampil sebagai seseorang yang terbuka dan penuh energi.

Apakah Cinta Bisa Mengalahkan Trauma?
Launa telah memberikan segalanya untuk Karang, tetapi apakah itu cukup untuk menyembuhkan seseorang dengan luka trauma yang dalam? Di persimpangan jalan, ia harus memilih antara tetap berjuang demi cinta yang penuh tantangan atau melangkah pergi demi kebahagiaannya sendiri.
Serial Aku Tak Membenci Hujan menunjukkan bahwa cinta sejati bukan tentang memiliki, melainkan tentang memberikan tanpa mengharapkan imbalan.
Meskipun seseorang telah melalui masa lalu yang kelam, ia tetap bisa menemukan cahaya jika ada orang-orang yang bersedia menemani dalam kegelapan.
Kisah Launa dan Karang membuktikan bahwa cinta bukan hanya soal perasaan, melainkan juga tentang keberanian untuk menyembuhkan luka terdalam. Hujan yang sering dianggap simbol kesedihan, dalam serial ini justru menjadi representasi harapan. Dalam hidup ini, badai yang datang bukanlah akhir, tetapi awal dari cerita baru.