Liburan ke Jepang Tanpa Izin, Lucky Hakim Dihukum Magang 3 Bulan di Kemendagri
TABLOIDBINTANG.COM - Lucky Hakim diberikan hukuman magang selama tiga bulan oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) usai kepergok liburan ke Jepang tanpa izin pimpinan saat libur Lebaran 2025 atau Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah.
Sanksi terhadap Lucky Hakim sebagai Bupati Indramayu disampaikan oleh Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya. Sanksi yang diberikan adalah mewajibkan Lucky Hakim magang sehari dalam seminggu selama tiga bulan di Kemendagri.
"Kementerian Dalam Negeri memutuskan untuk menjatuhkan sanksi dalam bentuk pendalaman mengenai tata kelola politik pemerintahan dalam waktu tiga bulan dan paling tidak satu hari dalam seminggu Bupati Indramayu diwajibkan untuk hadir di lingkungan Kementerian Dalam Negeri," ungkap Bima Arya di Kantor Dirjen Bina Pemerintahan Desa Kemendagri, Jakarta Selatan, Selasa (22/4).
Sanksi tersebut diberikan setelah Inspektorat Kemendagri melakukan pemeriksaan terhadap Lucky Hakim dan sembilan saksi. Hasilnya, Lucky Hakim dinilai tidak memahami aturan kewajiban izin jika bepergian ke luar negeri.
"(Hasil pemeriksaan) yang kedua tidak ditemukan adanya penggunaan dari APBD untuk keseluruhan perjalanan dari Bupati Indramayu," ujar Bima Arya.
Sanksi magang untuk Lucky Hakim mulai dijalankan pada Senin (28/4) pekan depan. "Di hari pertama minggu depan, artinya hari Senin atau awal minggu depan sudah berlaku," tegas Bima Arya.
"Pak Bupati Indramayu diminta untuk membagi tugas-tugas pokoknya sebagai kepala daerah dengan pendalaman tentang tata kelola politik pemerintahan di lingkungan Kementerian Dalam Negeri," ujar Bima Arya.
Mantan Walikota Bogor itu juga menyarankan kepada Lucky Hakim agar selama menjalankan sanksi menggunakan transportasi umum.
Menurut Bima Arya, penggunaan transportasi umum bisa lebih efisien dan sesuai dengan semangat penghematan anggaran yang sedang dilakukan pemerintah.
"Sudah ada alokasi anggaran dari kepala daerah untuk menjalankan tugas-tugasnya. Silakan Pak Bupati bisa mengatur sehemat mungkin, seefisien mungkin," kata Bima Arya.
“Artinya, Pak Bupati bisa saja tidak bermalam, silakan subuh-subuh berangkat dari Indramayu, kembali tengah malam untuk melakukan penghematan adi untuk efisiensi, dan silakan gunakan transportasi publik,” pungkas Bima Arya.