Cerita PKL yang Pendapatannya Meningkat Usai Jalan Jatibaru Raya Ditutup
TABLOIDBINTANG.COM - Jalan Jatibaru Raya, Tanah Abang, Jakarta Pusat, disulap jadi pasar yang penuh tenda-tenda pedagang sejak 22 Desember 2017. Beberapa pedagang baju di Jalan Jatibaru Raya yang mendapatkan jatah tenda mengaku mengalami kenaikan penjualan hingga 50 persen.
Salah seorang pedagang baju, Bambang Surya, mengaku mampu meraup sekitar Rp 2 juta per harinya. Menurutnya, angka ini meningkat 50 persen dibanding dahulu ketika ia masih berjualan di Blok F Tanah Abang.
“Enak di sini. Pendapatan saya meningkat sekitar 50 persen,” kata Bambang kepada Tempo, Rabu (27/12).
Bambang menegaskan dirinya tidak mengeluarkan biaya sepeser pun untuk bisa mendapatkan lapak di dekat Stasiun Tanah Abang. Ia juga mengatakan tidak ada preman yang memungut uang dari mereka.
“Preman belum ada sih. Cuma mereka masih lihat-lihat saja. Lagian pengawasan kan ketat di sini oleh Satpol PP,” kata dia.
Pedagang baju lainnya, Mustaqien Dahlan berusia 35 tahun juga mengalami kenaikan pendapatan yang sama dengan Bambang. Mustaqien mengatakan dirinya juga mendapatkan kenaikan penjualan sekitar Rp 2 juta per harinya sejak berjualan di Jalan Jati Baru Raya.
Sebelumnya Mustaqien mengaku menjual dagangannya di sekitar Pasar Tanah Abang Blok F. Selama tiga tahun Mustaqiem tidak memiliki toko dan memilih untuk menjual dagangannya di jalan sekitar pasar.
“Saya di Blok F ngemper, tidak punya toko di sana. Kalau di sini kan jelas tempatnya di sini,” kata Mustaqiem.
Meskipun begitu kenaikan pendapatan sepertinya lebih banyak dialami mereka yang berjualan dekat dengan Stasiun Tanah Abang. Sedangkan para penjual baju yang menjual dagangannya jauh dari stasiun tidak terlalu mengalami kenaikan omzet.
Muhammad Yanu misalnya. Pria berusia 30 tahun tersebut mengaku mengalami penurunan omzet sejak berjualan di bawah tenda di Jalan Jati Baru Raya. Sebelum Jalan Jatibaru disulap menjadi pasar, Yanu berjualan di atas trotoar seberang Stasiun Tanah Abang.
Dahulu ia mengaku mampu meraup pendapatan kotor sekitar Rp 2 juta, sedangkan sekarang ia hanya mampu mendapatkan Rp 1 juta.
"Kalau di sini mah sepi di bagian sini. Paling di sana tuh yang ramai dekat orang turun dari kereta (menunjuk ke arah Stasiun Tanah Abang)," kata Yanu.
Semakin menjauh dari Stasiun Tanah Abang, pendapatan para penjual baju semakin sedikit. Dari dekat Stasiun Tanah Abang, Tempo pun menyusuri Jalan Jatibaru Raya ke arah Blok G Tanah Abang.
Salah satu penjual baju, Reni Hefianti mengatakan omzetnya berjualan di Jalan Jatibaru Raya termasuk sedikit. Selain berjualan di tenda Jalan Jatibaru Raya, wanita berusia 38 tahun tersebut mengaku juga memiliki toko di Pasar Tanah Abang blok F.
Ia mengatakan mampu meraup omzet hingga Rp 1 juta di toko. Sedangkan ketika berjualan di tenda Jalan Jati Baru Raya pendapatannya malah kurang dari Rp 1 juta.
Tenda-tenda berwarna merah dan biru telah memenuhi satu sisi Jalan Jatibaru Raya hingga sebelum pertigaan Pasar Tanah Abang Blok G. Hampir semua pedagang di bawah tenda adalah penjual pakaian. Sedangkan para pedagang minuman, makanan, dan buah masih memenuhi trotoar jalan karena tidak mendapatkan tempat.