Ke Mana Lagi Tamara Bleszynski Mencari Keadilan: Maafkan Mama yang Sudah Berusaha Tapi Tidak Digubris
TABLOIDBINTANG.COM - Tamara Bleszynski mendatangi Bareskrim Polri di Jakarta untuk mencari keadilan. Ia datang didampingi kuasa hukumnya. Mirisnya, laporan Tamara atas kasus dugaan tindak pidana penipuan belum diterima. Oleh pihak Bareskrim, ia diminta untuk melengkapi beberapa berkas sebelum membuat laporan lagi.
Tamara sedih sekaligus kecewa. Ia tak tahu lagi di mana harus mencari keadilan atas apa yang ia dan keluarganya alami. Kerugian miliaran rupiah selama belasan tahun membuatnya benar-benar menderita. Siapa pihak terlapor dalam kasus tersebut, Tamara belum membocorkan.
"Keadilan? Kemana lagi aku harus mengadu ketidakadilan ini dan mendapatkan hak-hakku. Agar keadilan ada dan tidak dicuekin. Hati ini hancur berkeping-keping," curhat Tamara di Instagramnya, Senin (12/10) tengah malam.
"Kemana lagi aku bisa mendapatkan keadilan, kalau sumbernya saja begini..begitu dll. Mohon bantuannya teman-temanku sayang (emoji hati warna merah) Mohon petunjuk (tangan memohon)," lanjutnya.
Penolakan atas laporan yang dibuat tampaknya menjadi pukulan Tamara Bleszynski. Belasan tahun ia menderita dan tidak semestinya katanya anak-anaknya menanggung beban tersebut.
"Ketidakadilan yang nyata, belasan tahun menderita tapi tidak digubris. Akan menjadi beban bagi generasi-generasi penerus, semoga kamu-kamu catat sejarah ini," tutur Tamara, menyertai unggahan 3 buah foto lawas dirinya bersama anak-anaknya.
"Teruntuk anak-anakku: Maafkan mama yang sudah berusaha tapi tidak digubris. Semoga semesta mencatat sejarah ketidakadilan ini," pesan pilu Tamara untuk anak-anaknya.
Tidak dijelaskan masalah apa yang membelitnya hingga mengalami kerugian miliaran rupiah. Namun dari postingan-postingan beberapa hari sebelumnya, menyiratkan adanya masalah dalam keluarga terkait urusan bisnis.
Keadilan yang dicari ditegaskan aktris 46 tahun bukan untuk mengejar materi. Ia hanya ingin mencari keadilan, itu saja. Tamara yang sudah bertahun-tahun menetap di Bali percaya semesta tidak tidur dan berharap keadilan memihak padanya.
(ind)