Tio Pakusadewo tentang Istrinya yang Mengidap Kanker: "Peluang Sembuh Hanya 5 Persen"

Wayan Diananto | 31 Desember 2015 | 07:20 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - “Saya mau lompat! Saya sudah enggak kuat lagi. Rasanya sakit sekali. Sakit!” keluh Yvonne Ligaya Simorangkir kepada suaminya, Tio Pakusadewo (52) via ponsel.

Tio menerima telepon saat ia syuting I am Hope dibawah arahan Adilla Dimitri. Kala menerima telepon, pikiran Tio berselimut kalut.

Emosinya meluap. Namun, tidak mungkin baginya meluapkan amarah di lokasi syuting. Sebagai aktor profesional, ia harus menjaga perasaan kru dan pemain lain.

Yvonne, kata Tio, bersiap melompat dari jendela kamar rumah sakit di Negeri Singa. Ia ingin mengakhiri hidup karena sudah tidak tahan sakitnya kemoterapi.

Seandainya Tio berada di ruang yang sama, tentu ia segera memegangi istri yang amat tertekan. Apa daya. Tio berada di Indonesia. Dalam keadaan jauh dari istri, bintang film Berbagi Suami harus tetap memberi harapan.

Beberapa detik kemudian, Tio menjawab, “Kalau kamu mau bunuh diri dengan melompat, oke. Kamu melompat dari jendela itu lalu jatuh ke lantai. Kalau kamu langsung meninggal, mungkin bagus karena kamu tidak perlu merasakan penderitaan lain. Tapi kalau kamu jatuh dan tulangmu patah-patah sementara kamu masih hidup, itu repot. Lebih repot lagi, kamu lompat dari jendela bukannya jatuh ke bawah tapi malah terbang ke atas. Saya bingung, nanti mencari kamu ke mana?”.

Yvonne tertawa. Ia sadar, Tio tak ingin kehilangannya. Yvonne membayangkan wajah suami di lokasi syuting. Dua kaki yang semula siap memanjat ke jendela kamar rumah sakit, akhirnya menjauh. Di Jakarta, Tio terduduk lemas.

Untuk beberapa saat, ia mencoba menenangkan hati. “Saat Wulan Guritno menawari main film I am Hope, saya menerima. Film itu mengisahkan ayah yang menghadapi fakta, istri dan anaknya mengidap kanker. Istri saya mengalaminya. Film ini sangat mewakili yang saya rasakan,” ungkap Tio di Kemang, Jakarta, pekan lalu.

Yvonne mengidap kanker ovarium stadium empat. Dokter bilang, hidup sang istri tinggal menunggu “jatah”. Operasi dan kemoterapi sudah selesai dijalaninya.

Sekarang, Yvonne berada di Los Angeles, AS. Pada 25 Desember, Tio menyusul istri ke Negeri Obama. Yang dijalani Tio beberapa bulan terakhir tidak mudah.

Kepada kami, ia mengaku semangatnya pernah terjun bebas. Kala itu, dokter di Jakarta tidak kunjung memberi kepastian soal penyakit Yvonne. Padahal, hasil tes CA125 (tes indikator tanda kanker-red.) Yvonne tinggi. Dokter merekomendasikan Tio dan istri tes di Singapura. Di Negeri Singa, Yvonne menjalani pemeriksaan PET/CT scan.

Tujuan PET/CT scan, mendeteksi penyebaran atau kambuhnya penyakit kanker dan membantu dokter menentukan terapi yang tepat untuk pasien. Selain itu, mampu menilai respons terhadap terapi kanker. Tio menggambarkan, hasil PET/CT scan memperlihatkan seluruh tubuh Yvonne dalam warna berbeda­beda. Ada merah, kuning, dan hijau.

“Hasil scan memperlihatkan beberapa bagian tubuh istri saya memerah. Itulah kanker. Dokter mengatakan: kalau mau kemoterapi, istrimu hanya memiliki kesempatan lima persen untuk hidup. Mendengar vonis itu, apa saya punya pilihan lain? Saya seperti terjun bebas ke titik nol,” cerita Tio. Tak ada waktu untuk meratap. Hidup harus dilanjutkan.

(wyn/gur)

Penulis : Wayan Diananto
Editor: Wayan Diananto
Berita Terkait