Ardit Erwandha Ditanya Tarif Main Per Jam
TABLOIDBINTANG.COM - Beberapa minggu lalu, di medsos beredar status teks seorang warganet yang menanyakan tarif per jam untuk berhubungan intim dengan Ardit Erwandha (27). Tampaknya, wajah ganteng aktor asal Samarinda ini membuat banyak orang lupa menahan diri. Bagaimana tanggapan Ardit?
Ardit membeberkan, ia bukan satu-satunya pelawak tunggal yang kerap dapat pertanyaan seronok dari warganet. Ge Pamungkas juga mengalami hal serupa.
“Yang paling banyak mendapatkan pertanyaan aneh-aneh, Ge Pamungkas dan saya. Tapi beda segmen. Ge banyak dilirik mereka yang sudah lulus SMA, kuliah, atau sudah bekerja. Kalau saya anak SMA ke bawah, alay, dan anak-anak Tik Tok,” aku Ardit di Jakarta Selatan, pekan lalu.
Ardit kerap digoda seiring popularitasnya yang menanjak. Ia terlibat dalam sejumlah film box office seperti Ngenest, Sweet 20, Insya Allah Sah, dan Susah Sinyal. Ardit juga sering membintangi FTV.
Terakhir, ia mendampingi Brandon Salim dan Aurora Ribero di film R: Raja, Ratu dan Rahasia. Dalam film arahan Findo Purwono HW itu, Ardit memerankan siswa SMA bernama Leon. Penampilan sebagai anak SMA inilah yang membuat banyak siswi menggandrungi Ardit. Apalagi, ia kerap bermain sebagai cowok ganteng tapi urakan. Ardit bernaung di manajemen yang sama dengan Ernest Prakasa. Ernest pun menyadari daya tarik Ardit.
“Pernah, Ko Ernest meledek begini, Ardit kalau dijual laku, nih.' Kemudian manajer saya membuka fakta, sering mendapatkan pertanyaan berapa tarif saya per jam. Ya Allah, naudzubillah min dzalik. Ada warganet yang terobsesi,” Ardit blakblakan lalu menambahkan, “Ada yang mengajak saya (berhubungan intim) lewat fitur pesan langsung di medsos. Orang ini menawarkan diri bahkan memberikan alamat rumahnya lengkap. Saya malah geli lalu membalas, 'Kenapa, Mbak? Kurirnya nyasar, ya?'”
Ditanya tarif per jam sebenarnya bukan kisah baru bagi Ardit. Ketika tinggal di Samarinda, Kalimantan Timur, ia kerap menerima pertanyaan sejenis. Meski demikian, runner-up ajang Stand Up Comedy Indonesia season 6 itu tidak tersinggung.
“Saya bukan tipe orang yang bisa judes kepada orang lain. Kalau sudah sangat mengganggu, biasanya (di medsos) saya blokir,” imbuh Ardit.
Tidak mau pusing dengan pertanyaan tarif per jam, pelawak tunggal kelahiran 9 Oktober ini memilih fokus ke seni peran.
Belakangan, sejumlah produser mengarahkan Ardit ke genre drama. Awalnya, ia bingung. “Saya menduga dua kemungkinan. Pertama, sebagai pelawak tunggal saya mulai tidak lucu. Kedua, produser melihat potensi saya di genre ini. Semoga ini pertanda baik. Di film sebelumnya, Love Reborn, saya dituntut sering marah-marah,” Ardit mengakhiri perbincangan.
(wyn / gur)