Anggika Bolsterli: Berpikir 30 Menit Sebelum Terjun dari Tebing
TABLOIDBINTANG.COM - Anggika Bolsterli (23) puas dengan hasil peredaran film Target Juni lalu. Film yang dirilis pada hari Lebaran itu mengumpulkan 800 ribu penonton lebih.
Usai mempromosikan film, biasanya aktris kelahiran 21 Juni ini mengambil jeda untuk liburan ke luar kota. Jika masa liburan singkat, Anggika terbang ke Bali bersama teman-teman selama 4 atau 5 hari.
Ndilalah, bintang film Trinity: The Nekad Traveler ini punya rumah di kawasan Sanur.
“Jadi, Bali seperti rumah kedua. Tempat wisata yang selama ini ramai dikunjungi turis sudah tidak saya lirik lagi. Rumah saya di Sanur. Jadi, saya ke pantai naik sepeda. Di bibir laut, saya membaca novel ditemani suara debur ombak. Menyenangkan!” beri tahu Anggika di Jakarta Selatan, pekan lalu.
Membaca novel di pinggir pantai, bagi Anggika, merupakan me time. Namun ia menyayangkan para turis yang mengidentikan Bali dengan pantai. Menurutnya, ada banyak tempat indah di tengah pulau. Tahun lalu misalnya, ia menyambangi air terjun Aling-aling di Buleleng, yang jaraknya 3 jam perjalanan dari Sanur. Airnya sangat jernih.
“Anda bisa terjun dari tebing setinggi 10 meter. Saya berpikir setengah jam sebelum terjun dari tebing, ha ha ha! Teman-teman malah mendorong saya dari tebing. Tapi Anda harus hati-hati karena airnya sangat dingin,” Anggika mengingatkan.
Pertemuan Anggika dengan air terjun Aling-aling bermula dari rasa bosan terhadap pantai. Ia lantas memasukkan kata kunci “waterfall” di Instagram. Perhatiannya tertuju pada sejumlah foto air terjun Aling-aling yang elok. Penasaran, Anggika lantas mencari lokasi dan akses transportasinya. Bersama teman-teman, Anggika menyewa pemandu wisata yang bersedia menjemput ke rumah, mengurus tranportasi, dan menyediakan makanan selama pelesir.
“Saya dan teman-teman sudah bosan dengan liburan cantik. Sesekali ingin backpacker. Sebenarnya ada satu lagi air terjun di Gianyar kalau tidak salah, Kanto Lampo,” sambung Anggika. Hingga kini Bali masih menjadi destinasi wisata terpopuler. Anggika menduga, Bali masih populer karena masyarakatnya sangat menjaga tradisi.
“Generasi mudanya tidak malu mengenakan kebaya dan kain jarit. Setiap hari kita melihat mereka menyiapkan sajian untuk para Dewa. Itu yang membuat Bali terasa berbeda. Setelah beberapa hari di Bali, balik ke Jakarta, suasana hati terasa segar!” pungkas dia.
(wyn / gur)