Rendy Prayogi: Menyulap Ampas Teh dan Kopi Menjadi Barang Kerajinan
TABLOIDBINTANG.COM - Budaya minum teh dan kopi di Indonesia sudah ada sejak dulu. Tingginya konsumsi teh dan kopi berbanding lurus dengan produksi limbah ampas keduanya.
Hal itu mendorong seorang dosen desain interior, Rendy Prayogi (23) untuk berkreasi dengan ampas teh dan kopi. Pada 2012, Rendy menciptakan berbagai barang kerajinan tangan berbasis ampas teh dan kopi.
Ketertarikan Rendy terhadap ampas teh dan kopi melewati proses panjang. Pada 2010, Rendy menekuni lukisan dari pasir. Pada tahun yang sama, ia aktif dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat di beberapa desa di Medan, Sumatra Utara.
“Selama mengajar masyarakat berbagai kegiatan kreatif dan kesenian, saya enggak mau membebani mereka. Misalnya, meminta mereka membeli bahan-bahan yang susah didapat dan mahal. Di Pematang Siantar banyak perkebunan teh dan di Medan banyak juga warung kopi. Jadi saya ambil limbah teh serta kopi yang ada di sana sebagai bahan baku kerajinan kolase,” beri tahu Rendy saat berkunjung ke kantor Bintang, Jakarta, minggu lalu.
Membuat kolase dari ampas teh dan kopi tidak semudah yang dibayangkan. Rendy sempat gagal di awal percobaan saat membuat celengan dengan teknik kolase dari ampas teh dan kopi.
“Eksperimen pertama, tehnya rontok. Kemudian saya coba lagi di eksperimen kedua, tehnya enggak rontok tapi sebulan kemudian timbul jamur di celengan itu. Saat itu saya benar-benar down sampai berniat enggak melanjutkan kerajinan ini,” ujar dosen Jurusan Desain Interior, Universitas Potensi Utama, Medan.
Berkat semangat dari keluarga dan teman-teman, Rendy terus melangkah. Ia melakukan uji coba lagi untuk kali ketiga. Akhirnya, celengan kolase dari ampas teh dan kopi berhasil dibuat. Sukses membuat celengan dari ampas teh dan kopi, Rendy melanjutkan eksperimen menggunakan kulit telur dan batu alam. Kulit telur dan batu alam itu dijadikan kerajinan kaya manfaat seperti asbak, tempat pensil, lukisan, pigura, hingga kotak tisu.
(ages / gur)