Indra Jegel, Pernah Sulit Mendapat Pekerjaan Kini Sukses Jadi Stand-up Comedian
TABLOIDBINTANG.COM - “Bang, kok tidak ada panggilan lagi? Sebenarnya saya diterima atau tidak, ya?” tanya Indra Gunawan (27) alias Indra Jegel kepada sahabat yang bekerja di sebuah operator seluler. Kala itu, ia tengah melamar kerja sebagai staf customer service.
“Saya sebenarnya ingin menghubungimu dan mengabarkan hasil akhirnya. Tapi bagaimana, ya? Hasil psikotesmu jelek sekali. Saya sampai malu memperlihatkan hasil psikotesmu kepada atasan saya. Otomatis kamu belum bisa diterima bekerja,” jawab si sahabat. Indra terpukul.
Ia baru saja menyelesaikan kuliah di Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Sebenarnya, minat Indra bekerja di bidang seni. Ia tertarik menjadi komika karena memiliki kebebasan berbicara di atas panggung dan didengar banyak orang.
Kala itu, Indra bergabung dengan komunitas stand-up comedian di Medan. Ia bersahabat dengan Babe Cabiita, Lolox, dan Ridho. Komika kelahiran 5 November ini beberapa kali terbang ke Jakarta, tampil di program stand-up comedy sebuah stasiun televisi swasta secara off-air. Beberapa bulan tampil off-air menyenangkan.
Akan tetapi, perasaan itu kemudian lenyap, saat orang tua mulai bertanya, “Mau sampai kapan, nih? Kok pulang malam terus?” Orang tua Indra, Syahrul Arifin dan Sudiani, masih berpikir kerja mapan itu adalah menjadi pegawai negeri sipil atau pegawai bank. Pacarnya ikut bertanya, “Bagaimana mau menghidupi saya kalau pekerjaan saja kadang ada, kadang tidak?”
Indra mencoba menuruti mereka. “Agar memiliki pendapatan tetap, saya melamar kerja ke bagian customer service. Sayangnya tidak diterima. Saya bingung, memutar otak untuk menyambung hidup. Kemudian, saya dan teman-teman mendirikan kedai ketan di kampung halaman.
Namanya, Kedeketan, pelesetan dari kedai ketan. Menunya ketan susu, mango sticky rice, dan lain-lain. Alhamdulillah, laris. Lalu suatu hari, saya menerima telepon dari Jakarta. Saya ditawari main sinetron Siapa Suruh Datang Jakarta produksi StarVision untuk dua episode,” Indra mengenang.
Syuting dimulai akhir 2015. Selesai syuting, Indra mendengar kabar, Stand Up Comedy Indonesia (SUCI) musim keenam membuka audisi. Ia pernah mengikuti audisi SUCI tahun 2014 namun gagal lolos. Berkaca kepada kegagalan itu, Indra memberanikan diri mendaftar audisi lagi.
“Saya lolos!” serunya saat berkunjung ke studio Bintang, Jakarta, Rabu (29/3) lalu. Ia menjalani kompetisi selama 6 bulan.
“Alhamdulillah, menang,” ia bersyukur.
Selain materi lawakan yang menarik, Indra memiliki ciri khas yang susah dicuri peserta lain. Indra pria Melayu. Ia mengusung ciri khas masyarakat Melayu, yakni menyampaikan pantun sebelum melucu.
Kecerdasan Indra dalam melawak tak hanya diakui juri SUCI dan pemirsa. Di hadapan awak media awal bulan ini, Raditya Dika menyanjung Indra. Dika mengatakan, “Level kelucuan Indra Jegel setara dengan penampilan 10 stand-up comedian.”
Indra tersipu. Ia menanggapi, “Saya tidak tahu kenapa Bang Raditya Dika berkata demikian. Itu sebuah apresiasi yang besar.”
Atas potensinya yang besar, Dika merangkul Indra untuk film terbarunya, The Guys. Apa yang diperoleh Indra satu tahun terakhir melampaui apa yang diharapkannya. Cita-cita Indra sebenarnya sederhana. Ingin menjadi komika pembuka pertunjukan tunggal idolanya, Pandji Pragiwaksono.
Suatu hari pada semester dua tahun lalu, Indra menerima pesan dari Pandji via akun Twitter. “Indra, saya minta nomor ponselmu.” Segera setelah membalas pesan itu, Indra dihubungi Pandji.
“Dengar-dengar setelah menjadi juara SUCI kamu sering mabuk-mabukan dan doyan main perempuan, ya?” tulis Pandji lewat pesan singkat.
“Hah? Siapa bilang, Bang?” sahut Indra, kaget.
“Bercanda. Saya mau kamu menjadi pembuka show tunggal saya di Jakarta, bersedia?”
Indra kehabisan kata-kata. “Mau menangis tapi tidak bisa karena ini, kan kabar bahagia. Saya bingung mencari ekspresi yang pas untuk tawaran yang membanggakan ini,” ungkap Indra.
(ind/gur)