Cerita Emil Dardak tentang Kemajuan Kabupaten Trenggalek
TABLOIDBINTANG.COM - 5 Agustus 2017 lalu, kami terbang ke Surabaya untuk kemudian menuju Trenggalek melalui jalur darat.
Tiba di Bandara Juanda pukul 17.20 WIB, kami dijemput Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Trenggalek, Ir. Joko Irianto, M.Si., menggunakan mobil Kijang Innova.
Dalam perjalanan ia bercerita singkat mengenai kemajuan di Trenggalek di bawah kepemimpinan Emil Dardak.
Setelah menempuh perjalanan 5 jam, kami tiba di Trenggalek dan menginap di guest house Pendopo Kabupaten Trenggalek.
Minggu (6/8) pagi, terlihat keramaian warga di halaman pendopo. Berlangsung beberapa kegiatan, dari pentas seni untuk anak TK/PAUD, lomba menggambar anak-anak TK dan SD, sampai latihan baris-berbaris dan pembinaan fisik pasukan pengibar bendera.
Saat berbincang di ruang tamu Kantor Bupati yang juga berlokasi di Pendopo Kabupaten Trenggalek, Arumi Bachsin dan Emil Dardak menjelaskan, keramaian hari itu merupakan bagian dari rangkaian kegiatan menyambut HUT Kemerdekaan RI.
“Tiap Agustus ada dua acara besar di Trenggalek. Yaitu perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia dan Hari Jadi Trenggalek yang jatuh pada 31 Agustus. Selain lomba, ada pula karnaval budaya,” tutur Arumi, yang selaku Ketua Tim Penggerak PKK keliling ke 14 kecamatan untuk melihat aneka lomba.
Emil Dardak bahagia, berhasil menyedot antusiasme dan partisipasi tinggi warga untuk dua acara ini. Apalagi mengingat ketika mencalonkan diri dalam Pilkada Trenggalek, ia disambut suara sumbang. Wajar, mengingat Emil tidak punya pengalaman politik.
Ia lebih dikenal sebagai putra Hermanto Dardak, Wakil Menteri Pekerjaan Umum pemerintahan SBY, yang kini Ketua Persatuan Insinyur Indonesia (PII) periode 2015-2018. Akhirnya ia dan Gus Ipin menang telak dalam Pilkada Trenggalek dengan perolehan suara sekitar 76 persen.
“Waktu pilkada saya dianggap orang luar, identik dengan orang kota, orang urban, sehingga banyak yang khawatir saya akan menghapus nilai-nilai masyarakat yang baik di Trenggalek. Karena itu, ketika saya datang, Trenggalek saya ibaratkan kertas putih. Artinya, masyarakat masih punya nilai-nilai luhur sebagai aset bagi kemajuan,” ungkap Emil yang mendapat gelar magister dari Universitas Oxford, Inggris.
Dalam memimpin lebih dari 800 ribu jiwa di wilayah yang luasnya dua kali DKI Jakarta, pembenahan demi pembenahan dilakukannya. Misalnya, menciptakan pelayanan kemiskinan yang berbasis musyawarah desa. Hasilnya menentukan kelompok masyarakat yang berhak mendapatkan bantuan.
Atas pelayanan yang baik ini, konsultan marketing terkemuka MarkPlus, Inc mengganjar Trenggalek dengan penghargaan WOW Public Services Excellence Award Jawa Timur 2017 bersama Kabupaten Ngawi, Kabupaten Malang, dan Kota Malang.
Lalu tahun ini, piala Adipura kembali diraih.
“Untuk pelayanan rumah sakit kami mencapai akreditasi tertinggi, bintang lima atau paripurna. Selain itu kami sudah meningkatkan keandalan jalan ke salah satu kecamatan paling jauh dan paling sulit yaitu Munjungan. Sekarang jalannya sudah sangat baik dan terus kami mantapkan,” jelas Emil Dardak.
Prestasi tak kalah membanggakan, dalam tata kelola pemerintahan.
“Inovasi-inovasi pembangunan akan sulit manakala dalam laporan keuangan Trenggalek ada catatan negatif. Dengan kerja keras tim, kami berhasil menghilangkan catatan itu. Sekarang Trenggalek sudah masuk rencana induk pelabuhan nasional,” sambung Emil Dardak.
Untuk menumbuhkan ekonomi rakyat, Emil Dardak membuka lapangan kerja dengan menggelar job market fair.
“Jumlah lowongan yang tersedia meningkat tahun ini,” Emil Dardak memberi tahu.
Tidak lupa ia memajukan sektor pariwisata. Selain pantai-pantai indah nan eksotis, Trenggalek mengunggulkan ekowisata hutan.
Kawasan hutan juga didorong untuk menghasilkan sesuatu. Salah satunya minyak asiri berbahan baku nilam dan cengkih. Emil sukses menjadikan Trenggalek sebagai sentra rujukan riset minyak asiri di Indonesia.
“Kami bekerja sama dengan Institut Atsiri (Universitas Brawijaya, Malang) untuk menjadikan Trenggalek sebagai science and techno park for essential oil di Indonesia,” kata doktor ekonomi pembangunan termuda Universitas Ritsumeikan Asia Pasifik, Jepang.
Ia bersyukur dalam 1,5 tahun kepemimpinannya, Trenggalek menjadi daerah terdepan di pesisir selatan Jawa.
“Selama ini Trenggalek dianggap jauh dari Surabaya, jauh dari Solo. Ditambah medan pegunungan yang berat. Alhamdulillah dengan segala sinergi yang saya bangun bersama kolega di sini, Trenggalek menjadi yang terdepan di pesisir selatan. Konsep pembangunan selatan ini mulai menggaung. Bukan hanya di Trenggalek, tapi juga di tingkat provinsi, bahkan tingkat nasional,” ungkap Emil Dardak yang mengajak kami jalan-jalan ke Gua Lowo dan Pantai Prigi.
Emil Dardak sudah memberikan pelayanan terbaik semampunya, tentunya tak mungkin menyenangkan semua pihak. Cibiran, keluhan, protes ditanggapinya dengan tenang. Ia berusaha menawarkan solusi.
“Menjadi seorang pemimpin, ya harus kuat mental,” bilang Emil Dardak.
“Saya mencoba lebih legawa. Saya pasrah, jalan saya ke depan masih di dunia politik atau tidak. Sekarang saya fokus kerja saja, mencetak prestasi sebaik-baiknya dan menjalankan tugas ini dengan profesional,” bilang Emil Dardak yang dilantik Gubernur Jawa Timur, Soekarwo, pada 17 Februari 2016.
(ind / gur)