Rendy Pandugo: Kalau Patah Hati Saya Gampang Move On

Wayan Diananto | 14 Oktober 2017 | 13:30 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Sebelum berhasil mengontrak Rendy Pandugo, Sony Music mengajaknya bertemu 3 kali. Dua di antaranya ditolak dengan alasan, pertemuan itu tidak akan menghasilkan konsep album yang diinginkannya.

Menjadi solois, Rendy bernazar membuat album berbahasa Inggris. Ketika Sony Music mengontaknya untuk ketiga kalinya, Rendy menurunkan sedikit egonya. 

Pertemuan itu menghasilkan beberapa kesepakatan, salah satunya komposisi album debut, 60 persen berbahasa Inggris dan sisanya berbahasa Indonesia.

Beberapa pekan setelahnya, Rendy Pandugo dipertemukan dengan Direktur Artis dan Repertoar Sony Music Asia Pasifik. Rendy mempresentasikan beberapa karya. 

“Pertemuan itu terjadi pada November 2015. Hari itu, saya membawakan 3 lagu yakni '7 Days', 'By My Side', dan 'I Don't Care'. Ajaibnya, dia bilang, 'Oke, kita bikin album berbahasa Inggris saja dan kita rekam materinya di Swedia'. Saya terbang ke Swedia berbekal 8 lagu. Lalu, ada 5 lagu baru yang saya tulis bersama 9 komposer Swedia. Proses rekaman dilakukan di The Kennel Studio,” urai penggemar Oasis, Coldplay, Raisa, dan Chrisye.    

Dari 13 lagu yang terkumpul, 11 mengisi The Journey. “I Don't Care” dijadikan ujung tombak. Lagu ini ditulis Rendy bersama sahabatnya, Leody Akbar. Motivasi keduanya menulis “I Don't Care” simpel.

“Saya ingin bikin lagu patah hati tapi tidak menye-menye. Lagu ini patah hati versi laki-laki. Saya tidak mau bikin lagu patah hati yang (membuat orang) jongkok di pojokan. Saya bosan dengan lagu patah hati yang sedih berlarut-larut. Ini lagu patah hati yang bisa bikin orang move on,” Rendy menukas.

Ia menambahkan, “Saya gampang move on, tapi cek dulu patah hati karena apa. Tujuh tahun terakhir saya sadar bahwa everything happens for a reason. Pasti ada hikmah di balik peristiwa pahit meski hikmah itu baru disadari beberapa minggu, bulan, atau tahun kemudian. Tuhan pasti memberi tahu, kok. Dan ini berlaku tak hanya dalam urusan asmara.”

 

(wyn / gur)

 

Penulis : Wayan Diananto
Editor: Wayan Diananto
Berita Terkait