Tangis Bobby Nasution Tumpah saat Siraman dan Sungkeman
TABLOIDBINTANG.COM - Salah satu momen yang mengundang penasaran publik, siraman yang dijalani Bobby Afif Nasution. Bobby yang berdarah Batak menjalani siraman adat Jawa. Dalam waktu singkat, ia dituntut memahami makna siraman maupun peranti yang digunakan.
Siraman Kahiyang dan Bobby dilakukan pada waktu yang sama, namun di tempat terpisah. Kami mendapat cerita haru ketika keluarga besan menjalani siraman di Hotel Alila, Solo. Kabarnya, keluarga Bobby bertangis-tangisan saat mempelai pria menjalani siraman dan sungkeman.
Sehari sebelum akad nikah, Kahiyang dan Bobby menempuh ritual siraman. Kahiyang melaluinya di kediaman keluarga Jokowi, di kawasan Sumber, Solo.
Sementara Bobby di lantai 19 Hotel Alila. Alasannya, lantai 19 memiliki ruangan terbuka yang memadai untuk prosesi ini. Siraman dilakukan bersamaan pada pukul 8 pagi. Bobby menjalani siraman setelah Duto Tirto atau utusan pembawa air siraman dari keluarga Jokowi tiba di lantai 19.
Utusan itu membawa air siraman dari 7 sumur yang telah dicampur. “Air dari 7 sumur itu berasal dari rumah Pak Jokowi, air zamzam, air dari Masjid Agung Keraton Kasunanan, masjid Pura Mangkunegaran, Masjid Laweyan, Istana Bogor, dan Istana Negara Jakarta,” ungkap Taufiq M. Widodo yang memandu acara siraman mempelai pria.
Sembari menanti Duto Tirto datang, Taufiq menjelaskan makna siraman, peranti apa saja yang digunakan, makna 7 sumur, hingga mengapa setiap penyiram hanya berhak menyiram dengan tiga gayung.
Pagi itu, kata Taufiq, ada 10 orang yang menyiram Bobby. Kemudian, Bobby sungkem (sujud tanda bakti) kepada 10 penyiram termasuk ibundanya, Ade Hanifah Nasution, dan kakak tertuanya, Poppy Dewinta, yang mewakili almarhum ayah, Erwin Nasution.
Saat siraman berlangsung, Taufiq menyanyikan salah satu tembang macapat, “Dandanggula”, yang liriknya ia kreasikan sesuai kebutuhan acara. Saat itulah tangis keluarga pecah.
“Mungkin keluarga Mas Bobby tidak memahami sepenuhnya makna lirik yang saya nyanyikan saat itu (mengingat liriknya berbahasa Jawa). Namun melodi dan suasana pagi itu membuat mereka terharu dan berlinang air mata,” Taufiq berbagi cerita.
“Kalau tidak salah saat sungkem dengan saudara kandung almarhum ayahnya, Mas Bobby menangis tersedu-sedu,” Taufiq membocorkan seraya menambahkan, “Pernikahan adat Jawa dikenal kompleks. Namun jika dikerucutkan hanya menjadi 2 poin yakni donga (doa) dan pitutur (wejangan).
(wyn / gur)