Sebelum Meninggal, Muhammad Iqbal Azhari Sempat Ceritakan Pengalaman Hidupnya
TABLOIDBINTANG.COM - Muhammad Iqbal Azhari yang merupakan pemain sinetron Pesantren Rock n Roll di tahun 2011 lalu, meninggal dunia pada Sabtu, 30 Desember 2017.
Berita duka ini diketahui melalui unggahan terbaru di akun Instagramnya pada Minggu (31/12).
Sebelum meninggal dunia, Iqbal diketahui pernah menjadi vokalis band metal bernama Mobil Derek. Tak ayal ia pun menghias tubuhnya dengan tato untuk menambah kesan garang.
Namun, beberapa waktu belakangan namanya sudah tidak lagi terlihat di layar kaca. Muhammad Iqbal Azhari diketahui memilih untuk hijrah dan fokus untuk berdakwah dan memberi motivasi di kalangan generasi muda.
Kisah hijrahnya ini pun pernah diutarakan Iqbal melalui program Titik Balik di Trans 7 tahun 2015 lalu. Iqbal menceritakan pengalaman hidupnya sebagai anak jalanan dan alasan menyukai musik metal. Ia juga pernah memilih meninggalkan rumah saat Sekolah Menengah Pertama (SMP).
"Awalnya saya suka musik metal dan keras, karena bisa lampiaskan emosi saya. Saya juga jauh dari orang tua, karena dulu saya sempet enggak pulang. Kelas 1 SMP saya keluar dari rumah, dan pas saya pulang, ternyata orangtua sudah tidak ada di rumah, mereka ternyata pindah. Pas saya pulang juga, tetangga kasih lembaran isinya alamat tempat tinggal mereka di Jakarta. Waktu itu saya enggak tahu Jakarta dan masih kecil juga, akhirnya saya memutuskan saya balik lagi aja ke jalanan," ujar Muhammad Iqbal Azhari dalam video cuplikan program tersebut.
Karena telah berpisah dari kedua orang tuanya, Iqbal melanjutkan hidup dengan mengamen hingga menjadi tukang parkir hanya untuk makan. Jika tidak memiliki uang, Iqbal tanpa rasa malu memakan sisa dari makanan orang lain. Bahkan ia pernah mengorek tempat sampah pembuangan sisa makanan restoran hanya untuk makan.
"Dulu saya dapat duit cuma dari ngamen dan markirin, dan misalkan saya lagi enggak ada duit sama sekali dan perut keroncongan laper, ya mau enggak mau saya tungguin sampe itu orang pergi. Dan kadang orang lagi makan saya tungguin, akhirnya mereka pergi saya samperin makanan itu lalu saya makan. Cuek aja gak ada malu-malunya dulu," lanjut Iqbal.
Muhammad Iqbal pun akhirnya bisa kembali bertemu dengan kedua orang tuanya setelah enam tahun berpisah. Saat itu, sang ayah mengaku percaya dan tetap menganggap Iqbal anak baik-baik.
"Saya sempat bilang ke bapak saya, 'iya pah suatu saat Iqbal bakal pulang ke rumah'. Orang tua saya, orang tua yang bijak, saya salut kepada ayah saya almarhum, beliau sempat bilang, 'papah percaya, papah percaya kamu orang baik'. Disitu saya pikir, papa gatau kehidupan saya gimana. Kehidupan yang punya sekian banyak masalah dijalanan, mungkin kalo bapak tahu bapak malu. Tapi disini, seorang bapak yang selalu percaya dan berpikiran baik kepada anaknya," tutur Muhammad Iqbal Azhari.
Hingga pada akhirnya, Iqbal yang juga pecandu narkoba hampir berurusan dengan polisi. Namun, saat itu, ia mengaku diselamatkan oleh sang anak. Hingga pada suatu ketika, Iqbal mengalami overdosis dan hampir meninggal. Saat itulah, Iqbal memohon kepada Allah untuk bertobat.
"Dulu saya pernah pake narkoba segala macem. Saya dulu bener-bener ngerasa 'oh hidup saya gini terus', sampai anak saya yang masih kecil pun ngelihat barang itu. Saya pernah pengen ketangkep polisi dan kena gerebek polisi, anak saya menolong, anak saya yang ngebuang itu ganja karena itu saya akhirnya punya titik balik mungkin," ungkap Iqbal.
"Saat itu, saya pemakai narkoba dengan berlebihan dan akhirnya jadi overdosis. Saya masuk rumah sakit. Saya kayak yang udah pengen mati, sampai saya cuma bernazar sama Allah. 'Ya Allah, seandainya saya masih diijinkan oleh-Mu untuk hidup, izinkan saya untuk bertobat kepada-Mu ya Allah'. Aaya terus-terus memohon kepada Allah. Setelah saya keluar dari rumah sakit, saya bener-bener dikasih sama Allah, didenger doanya, Allah ngasih sembuh saya. Akhirnya saya sudah mulai sholat, karena saya sudah bernazar seperti itu kepada Allah bila saya diberi kesembuhan saya akan memperbaiki diri," tandas Muhammad Iqbal Azhari.
(dika / gur)