Salty Sam, Bisnis Kuliner Ala Singapura Milik Pengusaha Berusia 21 Tahun

Agestia Jatilarasati | 10 Maret 2018 | 13:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Bisnis bisa dimulai oleh siapa saja, tak terbatas gender atau usia seperti Samuel Theo Tjahjadi (21) yang memulai bisnis kuliner sejak usia 19 tahun.

Jika biasanya remaja seusianya menikmati masa muda dengan bersenang-senang, Sam--sapaan akrabnya—lebih memilih mencurahkan waktunya membesarkan Salty Sam.

Salty Sam, bisnis kuliner ala Singapura milik Sam berdiri pada Mei 2016. Baru berjalan kurang dari dua tahun, kini Sam telah memiliki tiga gerai Salty Sam yang tersebar di Mall of Indonesia, Lippo Mall Puri dan FX Sudirman. Padahal mulanya ia berbisnis hanya untuk mengisi waktu kosong, pasca memutuskan berhenti kuliah.

“Sebenarnya aku dulu sempat kuliah di Universitas Monash, Australia. Tetapi setelah satu semester kuliah merasa enggak betah dan akhirnya memutuskan untuk keluar. Tentu orang tua menentang keputusan itu tetapi aku lebih keras kepala dan akhirnya beliau mendukung keputusanku,” Sam mengawali cerita.

Setelah berhenti kuliah, Sam kembali ke Jakarta dan menghabiskan waktu kosongnya bersama teman-temannya.

“Hampir setiap hari aku nongkrong dan makan di luar. Mama kurang suka kalau aku makan di luar terus karena boros. Akhirnya mama bilang, ‘kamu mau makan apa nanti kita coba buat di rumah’. Kebetulan  waktu menganggur enggak kuliah itu aku sempat ke Singapura dan mencoba salted egg chicken di sana dan enak. Dari situ kepikiran untuk membuat salted egg chicken di rumah,” terangnya.

Berbekal resep yang didapat dari internet, Sam mencoba memasak salted egg chicken yang sesuai dengan seleranya dan memberikannya ke teman-teman. Tak langsung memuji, teman-teman Sam banyak memberi masukan terhadap rasa salted egg chicken buatannya.

Dari sana Sam terus mencoba memasak hingga menemukan rasa yang pas dan akhirnya dengan modal 10 juta rupiah, ia memberanikan diri untuk merintis usaha kuliner. 

Di awal Salty Sam berdiri, Sam mengandalkan pemasaran via Instagram @saltysamjakarta.

“Karena modal dari tabungan pribadi dan benar-benar enggak punya pengalaman sama sekali soal bisnis, makanya saat itu belum berani membuka tempat di mal. Jadi aku mencari jalan yang minim modal, yaitu jualan lewat daring. Dan puji Tuhan, ternyata diterima sama masyarakat,” ungkapnya.

(ages / gur)

Penulis : Agestia Jatilarasati
Editor: Agestia Jatilarasati
Berita Terkait