Melihat Lagi Sosok Marshanda dalam Sinetron "Bidadari"
TABLOIDBINTANG.COM - Sinetron Bidadari yang dibintangi Marshanda dan ditayangkan RCTI setiap Minggu malam, dalam tempo singkat sukses menarik perhatian pemirsa, khususnya anak-anak dan ibu rumah tangga. Ada beberapa hal yang membuat sinetron garapan sutradara asal India, Sharad Sharan ini cepat melambung. Materi ceritanya pas banget dengan keinginan anak-anak. Kebetulan cerita sejenis yang lebih dulu melegenda, seperti Cinderella atau Ratapan Anak Tiri juga meraih sukses serupa.
Kontribusi pemeran utamanya, Andriani Marshanda, pemeran Lala, juga besar. Sosok gadis kecil yang dikenal lewat iklan Susu Bendera ini dianggap pas dan simpatik. Apalagi dia didukung sepenuhnya oleh bintang berpengalaman, Ayu Azhari, yang berperan sebagai Bidadari. Yang patut dicatat di sini juga penampilan Maudy Wilhelmina. Pemain sinetron yang lama vakum setelah era Buku Harian ini, tampil sebagai sosok ibu tiri yang bisa membangkitkan antipati penonton.
Satu hal lagi yang membuat sinetron ini cepat populer adalam jam tayang. Penayangan Bidadari di hari libur pukul 19.00 WIB setiap hari Minggu, memberikan kesempatan besar pada anak-anak untuk menonton secara penuh. Sedemikian sempurnakah Bidadari? Nggak juga. Dalam perjalanan sinetron ini banyak menerima kritik sehubungan dengan materi cerita. Ada yang bilang cerita Bidadari bisa menyesatkan.
M. Achyar Syamas, salah satu sutradara yang membantu Sharad Sharan menolak anggapan di atas. "Sinetron ini 'kan dongeng, isinya khayalan. Kalau sinetron ini diprotes karena dianggap tidak mendididik, kenapa dongeng tidak?" bilang Achyar. Apa yang dikatakan Achyar bukan tanpa dasar. "Setiap meminta sesuatu Lala (Marshanda) pada Bidadari (Ayu Azhari) selalu dibarengi dengan usaha dan doa," tambah Achyar.
Lebih jauh Achyar menjelaskan tidak semua permintaan Lala selalu dipenuhi dalam waktu singkat. Harus ada upaya agar Lala bisa mendapat yang diinginkan. "Malahan ada juga permintaan Lala tidak dipenuhi Bidadari. Saya perlihatkan pula saat Lala berdoa," tegas Achyar.
Lepas dari adanya kritikan, sinetron yang semula skenarionya ditulis Deddy Armand lalu dilanjutkan Agam Yanti ini, terus diproduksi. Awalnya sineton ini akan dibuat sebanyak 26 episode. Memasuki tayangan ke-13, rating Bidadari berada di angka 13. Tabloid Bintang berkesempatan mengikuti jalannya syuting episode 14 yang dilangsungkan di jalan Sirsak, Jagakarsa, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Kebetulan hari itu ada Marshanda, Marcelino Lefrandt dan Maudy Wilhelmina minus Ayu Azhari. Kekompakan antara sesama pemain membuat jalannya syuting berlangsung lancar. Suasana di lokasi syuting memang penuh canda tawa. "Siapa bilang saya ibu tiri yang jahat. Lihat nih saya sayaaang banget sama Lala," ucap Maudy sambil memeluk mesra Marshanda, yang saat itu sedang mengenakan kaca mata milik Marcelino Lefrandt yang berperan sebagai Bagus, ayah Lala.
Caca, panggilan Marshanda juga demikian. Dia akrab banget dengan Maudy di lokasi syuting. Pokoknya beda sekali dengan tampilan di layar kaca di mana Maudy selalu menyakiti hati Lala.
Bintang mendapat keterangan dari Achyar, sinetron ini dibuat sebagai pelajaran agar anak-anak bersikap dan berbudi luhur seperti tokoh Lala. Selain itu juga sebagai peringatan pada suami atau istri, kalau terpaksa menikah lagi, hendaknya selektif dalam memilih pasangan.
"Kalau bisa jangan mendapat istri seperti Rika (Maudy Wilhelmina) yang jahatnya minta ampun," ungkap Achyar. Ide cerita sinetron ini diambil dari dongeng bidadari yang mendapat perbaikan di sana sini plus dengan sentuhan modern. Informasi dari pimpinan unit, Wimbadi, Bidadari merupakan sinetron dengan biaya paling mahal. Meski menolak menyebut angka pastinya, indikasinya bisa dilihat dari adegan yang menggunakan trik kamera dengan kru dalam jumlah besar. Setiap unit di sinetron ini dipegang oleh dua orang untuk menghasilkan kualitas produksi seperti yang diharapkan. Begitu juga dengan penyutrdaraan, ada 3 sutradara plus beberapa asisten. J ndang
Update: Sinetron Bidadari diproduksi Tripar Multivision Plus, ditayangkan dari 2000 sampai 2005. Menurut catatan Wikipedia, tayangan episode pertama pada November 2000 dan berakhir Juli 2005, terdiri dari 237 episode dalam 3 musim. Pada musim kedua, tokoh Ibu Peri yang semula diperankan Ayu Azhari diganti Marini Zumarnis. Tokoh Lala yang diperankan Marshanda, diganti Angel Karamoy pada musim 3.
Sukses sinetron ini juga mengantar Marshanda ke puncak popularitas. Saat menerbitkan artikel ini, Tabloid Bintang masih menulis nama lengkapnya, Andriani Marshanda. Maklum ketika itu nama Marshanda memang belum sepopuler sekarang ini)
(Artikel ini pernah dimuat di Tabloid Bintang Indonesia, Februari 2001)