Telenovela Betty la Fea: Kehebohan Sebelum dan Sesudah Betty-Armando Menikah
TABLOIDBINTANG.COM - Sembilan bulan lebih telenovela Yo Soy Betty, la Fea, atau lebih populer dengan sebutan Betty la Fea, membuai pemirsa Indonesia.
Telenovela yang dibintangi Ana Maria Orozco dan Jorge Enrique Abello ini tak hanya dinanti-nanti mereka yang mengklaim diri sebagai pecinta telenovela sejak diputarnya Escrava Isaura, atau kaum ibu yang acap dijuluki "biang telenovela." Kalangan pria pun rajin menyaksikan episode demi episode. Betty la Fea memang layak ditunggu.
Telenovela produksi Kolombia ini tak serupa telenovela lain, yang alurnya mudah ditebak. Alih-alih menguras air mata, walau disisipi beberapa adegan mengharukan, sebaliknya telenovela ini malah mengajak pemirsa tertawa lebar.
Siapa tak terbahak-bahak melihat kekonyolan tokoh Nicolas atau Patricia, meski yang disebut belakangan ulahnya menjengkelkan. Minggu ini (saat artikel ini dimuat tabloid Bintang pada minggu keempat Agustus 2002), tiba saatnya mengucapkan salam perpisahan pada Betty la Fea. Bagi yang telanjur jatuh hati pada tokoh Betty atau Armando, bisa menemui mereka kembali dalam seri sekuel Betty la Fea, yang bertitel Ecomoda. Ecomoda menghiasi layar kaca seminggu setelah Betty la Fea tamat.
Di Indonesia, Betty la Fea tidak mencatat prestasi segemilang di tanah Amerika Latin. Setiap pekan telenovela ini hanya menangguk rating antara poin 6-8,5 saja. Tapi patutlah telenovela ini berbangga dihargai sejumlah itu. Meski kelihatan sepele, poin yang dihasilkan melebihi telenovela lain, yang umumnya terantuk di angka 5.
Di negara-negara Amerika Latin, poin yang diperoleh Betty la Fea jauh lebih dahsyat. Jangan sangsikan seberapa sukses Betty la Fea di Kolombia. Presiden Kolombia, Andres Pastrana, dan penulis peraih Nobel asal Kolombia, Gabriel Garcia Marquez, termasuk pemuja telenovela yang diracik Fernando Gaitan ini. Di luar kandang, antara lain Kosta Rika dan Cile, telenovela ini sanggup mengukir rating 46 dan 60!
Episode terakhir Betty la Fea di Kolombia ditayangkan 8 Mei 2001. Satu dua bulan menjelang detik-detik akhir itu, publik dan media Kolombia sibuk berspekulasi, menebak yang akan terjadi pada episode yang ditunggu-tunggu itu. Lomba menerka babak final Betty la Fea bahkan diselenggarakan di Kolombia, antara lain disponsori sabun mandi Fab. Lomba ini berhadiah utama mobil tipe terbaru dan tiket perjalanan ke luar negeri.
Demi memenuhi rasa penasaran masyarakat, sejumlah media berinisiatif mengorek informasi jalannya episode terakhir pada RCN, perusahaan yang memproduksi telenovela ini, berikut para kru. Tapi tidak seorang pun bersedia buka mulut. Konon mereka meneken perjanjian untuk tidak membocorkan. Menurut Fernando Gaitan, episode terakhir Betty la Fea, "Bagaikan rahasia negara."
Di tengah merebaknya antusiasme menantikan episode pamungkas Betty la Fea, sebetulnya terselip kejemuan. Masyarakat ingin Betty la Fea lekas berakhir, mengingat durasi tayangnya di Kolombia yang terbilang amat panjang, antara 25 Oktober 1999 dan 8 Mei 2001. Ada kalanya, di tengah masa yang panjang itu, mendadak Betty la Fea batal diputar. Mereka yang sudah duduk manis di depan televisi hanya dapat menggerutu.
Apa mau dikata, Fernando Gaitan terlambat menyerahkan naskah pada para pemain. Sistem produksi telenovela ini memang kurang rapi. Hari itu skenario dibagikan, hari itu pula adegan direkam. "Gaitan membagikan skenario tepat pada saat pengambilan gambar. Sementara tak jarang para aktor dan kru kelelahan, lantaran harus syuting mulai dari pagi hingga malam," jelas juru bicara RCN, Neffer Canon. Tapi yang begini mana dimengerti penonton.
Gaitan yang harus tertib menyampaikan skrip tepat waktu. "Tampaknya Betty la Fea dipanjang-panjangkan," keluh Amparo Pelaez, penyiar radio Santa Fe, salah satu penggemar setia Betty la Fea. "Publik sudah ingin melihat akhirnya."
Menghadapi episode pamungkas, opini publik Latin terbelah. Mereka mengharapkan ending yang berbeda. Yang pertama menginginkan Gaitan menerapkan pakem, tokoh utama wanita harus bersatu dengan tokoh utama pria. Maksudnya, Betty bersanding di altar bersama Armando. "Saya senang jika tidak melenceng dari formula telenovela," ungkap Laura Landaeta, wartawan asal Cile.
"Betty dan Armando sudah cukup menderita dan inilah saatnya bagi mereka untuk bahagia." Pihak kedua mengusulkan Betty menikah dengan Michel. "Logisnya, Betty mendepak Armando dan pergi dengan Michel ke Cartagena," ujar Angela Patricia Janiot, presenter CNN. Florence Thomas tidak sependapat dengan dua opini awal.
"Dia (Betty) tidak harus bersama seorang pria. Pernikahan bukan satu-satunya cara untuk meraih kebahagiaan," katanya. Adriana Echeverri, jurnalis asal Kolombia, sepakat dengan Laura Landaeta. Ia meyakini telenovela ini akan berujung sama dengan telenovela lain, diisi pernikahan dua tokoh utama.
"Kita semua tahu, Betty dan Armando saling terluka. Tapi sebagaimana telenovela rosa lain, mereka akan bersama. Fernando Gaitan terbiasa menyenangkan penonton pada episode-episode akhir, seperti yang dia lakukan pada Cafe con Aroma de Mujer," ujar Adriana.
Adriana Echeverri tidak salah. Boleh jadi dalam banyak faktor Betty la Fea tidak sepaham dengan telenovela lain. Namun Fernando Gaitan masih menganut sistem happy ending. Walau berkali-kali bertengkar hebat, Betty dipersatukan dengan Armando. Semula, adegan pernikahan Betty dan Armando rencananya dibagi dalam dua sesi.
Pada sesi pertama, Betty mengenakan gaun megah ala Grace Kelly, dan yang kedua gaun yang lebih sederhana, yang diilhami gaun pernikahan mendiang Carolyn Bessette Kennedy. Namun diputuskan pemberkatan pernikahan digelar cukup sekali, dengan Betty terbalut gaun kedua. Gaun itu dirancang desainer Bettina Spitz.
Adegan pernikahan Betty dan Armando diambil di Gereja Santa Teresita, Bogota, Kolombia, pada 30 April 2001. Saat menikah inilah Betty baru menanggalkan kawat gigi, meski tetap memakai kacamata minus. Dibutuhkan 300 pemain ekstra untuk menyemarakkan suasana. Begitu memasuki gereja, Betty disambut kumandang lagu Somos Novios, kurang lebih bermakna Kami Pengantin, yang dilantunkan penyanyi aslinya, Armando Manzanero, berduet dengan peraih Grammy asal Puerto Riko, Olga Tanon.
Orangtua Armando, Roberto dan Margarita, bertindak selaku saksi pernikahan mempelai pria. Catalina dan Nicolas mewakili mempelai wanita. Nicolas nyaris tertidur, gara-gara tak henti mengangankan Patricia, yang sudah pergi meninggalkan Kolombia bersama Marcela. Sejak mengiklaskan Armando jatuh ke tangan Betty, Marcela tidak kembali lagi ke Ecomoda.
Banyak warga Latin enggan melewatkan episode penutup Betty la Fea ini. Sampai-sampai mereka rela mengabaikan rutinitas harian. Beruntunglah penggemar Betty la Fea yang bermukim di Indonesia atau Kolombia, bisa menyaksikan sore atau malam hari sepulang kerja. Tidak begitu halnya dengan mereka yang tinggal di Venezuela atau Meksiko. Diduga lantaran bersaing berat dengan Kolombia dalam mengekspor telenovela, Venezuela sengaja memasang Betty la Fea pada jam yang tidak lazim, pukul 13 siang.
Saat itu tentu saja warga setempat masih beraktivitas di luar rumah. Demi menjadi saksi kebahagiaan Betty dan Armando, penduduk Venezuela membolos kerja. "Saya sampai menutup toko untuk menonton akhir Betty la Fea," aku Johan Briceno, pedagang yang beroperasi di kota Maracaibo.
Begitulah akhir perjalanan Betty la Fea. Puaskah penonton di sana? Sayang sekali tidak. Hasil jajak pendapat yang disebar sebuah media di Kolombia menunjukkan, sebagian besar warga Latin tidak puas dengan sentuhan akhir Fernando Gaitan. Bukan hanya lantaran Betty disandingkan dengan Armando. Namun mereka juga tidak sreg melihat Betty si jelek disulap menjadi cantik. Apa salahnya Betty tetap jelek?
(ika/berbagai sumber/adm)
(Artikel ini pernah dimuat di Tabloid Bintang, No.592, TH-XII, Minggu Keempat Agustus 2002)