NOSTALGIA Saat Leonny Jadi San Chai di Siapa Takut Jatuh Cinta 2002
TABLOIDBINTANG.COM - Leonny, mantan anggota cilik Trio Kwek-Kwek kelahiran Jakarta, 20 September 1987 ini, berperan sebagai Ony, gadis dari keluarga miskin yang tomboi dan sedikit nekad dalam Siapa Takut Jatuh Cinta versi 2002. Demi cita-cita ibunya yang materialitis dan berharap punya menantu kaya, ia kuliah di universitas mahal.
Sikapnya yang selalu membela kebenaran membuatnya bentrok dengan ketua geng penguasa kampus, Indra. Tabiat uniknya, berbeda dari gadis di kampus bikin Indra kagum dan jatuh hati. Sayangnya, Ony cenderung menyukai anggota geng Bozz Boys lain, Roger. Percintaan segitiga tak terhindarkan.
Artikel ini berisi wawancara dengan Leonny saat sinetron Siapa Takut Jatuh Cinta ditayangkan, dan pernah dimuat di Tabloid Bintang Indonesia, Arpil 2002.
****
Dua minggu setelah main FTV Jangan Panggil Aku Cina, saya di hubungi pihak Prima Entertainment dan diberi skenario sebanyak 2 episode. Dijelaskan juga sinetron yang akan diperankan: karakter, jenis sinetronnya dan dikontrak 30 episode. Butuh beberapa hari mempelajari karakter Ony sebelum memutuskan.
Ini sinetron remaja pertama saya. Diterima karena ceritanya menarik, sangat menantang dan karakternya mirip saya. Selain itu, saat menawari produsernya sangat antusias sinetron Siapa Takut Jatuh Cinta akan sukses. Ia juga bilang karakternya diambil dari serial Meteor Garden dan mungkin jalan cerita awalnya agak sama. Tapi akhir ceritanya, kata paenulisnya, beda.
Saya suka sekali Meteor Garden. Saking sukanya sampai nonton 2 kali. Menurut saya Siapa Takut Jatuh Cinta bukan jiplakan, tapi adaptasi bebas. Saya tidak punya keberatan apapun. Di sini saya hanya ingin berkarya. Kalau ada yang bilang jiplakan, saya berbesar hati menerimanya.
Ingin melihat saya sehari-hari, ya seperti Ony di Siapa Takut Jatuh Cinta. Cuma ada sedikit kendala saat syuting. Mungkin setelah tahu STJC adaptasi dari Meteor Garden, banyak yang membandingkan akting saya dengan San Chai. Sekarang ini saya sedang berusaha membentuk imej Ony, bukan San Chai. Menurut saya Siapa Takut Jatuh Cinta tidak terlalu mirip Meteor Garden. Alur cerita STJC diawali dari saya masih SMU dan punya kekasih yang sangat saya cintai. Karakter Ony juga tidak terlalu kasar seperti San Chai.
O ya, saya sempat keberatan dengan beberapa dialog di episode pertama. Untung sutradara bisa menerima. Dialog diperhalus seperti yang terlihat. Saya baru pegang skenario sampai episode tiga, belum tahu akhir ceritanya. Siapa Takut Jatuh Cinta memang kejar tayang. Kelebihan SSiapa Takut Jatuh Cinta? Pemainnya remaja semua, ganteng-ganteng. Jalan ceritanya juga dikemas secara menarik. Pokoknya mewakili remaja. Memang ada cerita berlebihan.
Seperti 4 cowok yang punya pengaruh besar di kampus. Saya rasa di Indonesia tidak ada mahasiswa seperti itu. Saya juga punya masukan untuk karakter Ony. Ony pemberani, tapi masih suka takut. Kalau saya jadi Ony, marah jangan tanggung-tanggung. Buang rasa takut dikeluarin dari kampus. Menurut saya, biar saja. Pada dasarnya dia tidak sreg dengan komunitas kampus itu.
Saya senang syuting bareng Indra, Jonathan, Roger dan Steve. Mereka konyol, iseng dan terkadang kekanakan. Kami sering bercanda. Jadi tidak bete. Begitu di depan kamera, semua serius. Profesional. Tak ada yang bercanda atau santai. Tapi begitu sutradara bilang cut, kembali "gila". Enaknya lagi, saya paling kecil dan cakep, jadi sering dimanja kayak ratu, hahaha.
Syuting sinetron ini sangat on time dari siang sampai pukul 22.00 WIB. Tidak sampai mengganggu aktivitas sekolah saya (saat itu Leony kelas 3, SMP 3, Jakarta).
Meski baru tayang beberapa episode, saya sudah bisa rasakan dampaknya. Belakangan ini saya sering ditawari berbagai iklan dan sinetron remaja lainnya. Selain itu, imej saya ikut berubah. Dulu orang menganggap saya penyanyi cilik, sekarang tidak lagi. Dampak lainnya saya mulai digosipin. Misalnya, isu pacaran dengan Roger. Saya tidak bilang iya atau tidak. Lihat saja nanti. Kalau dibilang sekarang nanti tidak seru, hahaha. Pastinya target pacaran saya jika sudah usia 17 tahun. Sekarang baru 14 tahun. Jadi ngerti 'kan maksud saya, hahaha.
(Artikel ini pernah dimuat di Tabloid Bintang Indonesia, April 2002)