Seri Monolog Di Tepi Sejarah Musim Ketiga Resmi Dirilis, Ini Harapan Happy Salma

Ari Kurniawan | 29 Juni 2024 | 09:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Musim ketiga seri monolog “Di Tepi Sejarah” menghadirkan lima cerita tokoh sejarah yang dituturkan di atas panggung. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Republik Indonesia melalui Direktorat Perfilman, Musik, dan Media Direktorat Jenderal Kebudayaan dan Indonesiana TV berkolaborasi dengan Titimangsa dan KawanKawan Media merilis lima cerita tersebut pada Selasa, (28/06) di CGV FX Sudirman, Senayan, Jakarta Pusat.

Sebelumnya, Di Tepi Sejarah musim ketiga telah dipentaskan dalam sebuah rangkaian Festival Monolog, pada Desember 2023, di Teater Salihara. Pementasan itu melibatkan produser Happy Salma sebagai, Yulia Evina Bhara, dan Pradetya Novitri.

Tepi Sejarah merupakan sebuah seri monolog yang menceritakan tentang tokoh-tokoh yang ada di tepian sejarah. Mereka mungkin kurang disadari kehadirannya dan tersisih dalam catatan besar sejarah bangsa namun menjadi bagian dalam peristiwa-peristiwa penting yang terjadi di Indonesia.

Di Tepi Sejarah berniat menawarkan sudut pandang lain dalam melihat sejarah Indonesia. Seri monolog musim ketiga menampilkan kisah dari Oto Iskandar Dinata dengan mengambil sudut pandang istrinya yaitu Raden Ajeng Soekirah, Ruhana Kuddus seorang pejuang kaum perempuan, Francisca Casparina sebagai seorang diplomat yang aktif berjuang pasca kemerdekaan, Tan Tjeng Bok yang merupakan seniman multitalenta yang kiprah seninya bertahan melewati tiga zaman, dan Tirto Adhi Soerjo, seorang tokoh pers dan tokoh kebangkitan nasional Indonesia. 

Direktur Perfilman, Musik, dan Media, Kemendikbudristek, Ahmad Mahendra, menyambut baik hadirnya seri terbaru monolog Di Tepi Sejarah. Dirinya menuturkan bahwa Di Tepi Sejarah merupakan salah satu sarana dalam memberikan literasi hingga edukasi kepada masyarakat khususnya anak-anak muda.

"Banyak kisah sejarah inspiratif yang sebelumnya kurang dikenal terutama oleh anak-anak muda, entah karena kurangnya akses ke sumber literasi atau bahkan kurangnya minat untuk mempelajari sejarah tersebut. Namun dengan adanya monolog Di Tepi Sejarah ini, anak-anak muda dapat kembali mempelajari sejarah yang hampir terlupakan tersebut, dan bahkan dapat menjadi bagian dari edukasi," ujarnya.

Happy Salma berharap ketiga seri monolog Di Tepi Sejarah bisa membawa inspirasi bagi generasi muda untuk memberikan hal terbaik bagi bangsa Indonesia demi kehidupan yang lebih baik.

“Tahun ketiga seri monolog Di Tepi Sejarah diselenggarakan artinya ada 14 tokoh Indonesia yang diangkat kisah hidupnya dalam sebuah pementasan. 14 tokoh ini mewarnai sejarah Indonesia dengan kekhususannya masing-masing. Ada yang lewat perjuangan angkat senjata, ada yang lewat jalur diplomasi, bahkan lewat kesenian," ungkapnya.

Selain film pertunjukan monolog, diluncurkan juga buku antologi naskah Di Tepi Sejarah Tiga Musim, dengan penyunting Ahda Imran dan penerbit Kepustakaan Kompas Gramedia. Ada 14 judul naskah yang terdapat dalam buku ini, masing-masing dengan durasi singkat.

"Kami harap naskah tersebut dapat juga dipentaskan oleh banyak pihak, seniman maupun murid sekolah di mana saja berada, sehingga produksi ilmu pengetahuan yang dihasilkan terus bergulir," pungkas Yulia Evina Bhara.

Penulis : Ari Kurniawan
Editor: Ari Kurniawan
Berita Terkait