Film Drama Religi Soal Isu KDRT, SAMAWA Siap Tayang 27 Februari 2025
TABLOIDBINTANG.COM - Film drama religi berlatar belakang masalah Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) berjudul SAMAWA produksi Travel Stories Pictures (TSF) siap tayang di bioskop mulai 27 Februari 2025 mendatang.
Jelang waktu penayangan, Jumat (31/1) siang film Samawa merilis official teaser dan poster.
Masalah KDRT menjadi benang merah film Samawa karena, topik yang dianggap sensitif itu relevan dengan realitas masyarakat belakangan ini. Film Samawa berfokus pada perjalanan sebuah keluarga yang terjebak dalam lingkaran KDRT.
Selain itu alasan lain TSF mengangkat soal KDRT karena hal itu merupakab isu-isu sosial yang kurang mendapat sorotan atau jarang diangkat ke layar lebar yang bisa menjadi edukasi untuk menggugah kesadaran penonton.
“Banyak isu sosial yang sebenarnya terjadi di sekitar kita, tetapi tidak banyak dibahas karena dianggap tabu atau kontroversial,” ungkap Ganank Dera, penulis sekaligus sutradara film Samawa dalam jumpa pers di XXI Senayan City, Jakarta Pusat, Jumat (31/1).
“Kami ingin membuka ruang dialog bagi masyarakat untuk melihat fenomena ini dari berbagai sisi, tanpa memberikan penilaian mutlak. Kami hanya menyajikan kenyataan yang mungkin luput dari perhatian masyarakat," tambah Ganank Dera.
Film ini diproduseri oleh Sugianto dan Sani B. Krisna, serta menampilkan aktor dan aktris
berbakat lainnya seperti Ence Bagus, Lulu Zakaria, Lucky L. Moniaga, Amel Alvi dan Decy Decinta.
Dengan tagline "Dosamu, Cintaku, Selamanya," Samawa menawarkan sebuah cerita emosional yang menyentuh berbagai aspek hubungan rumah tangga: cinta, luka,
penyesalan, dan harapan.

Samawa menghadirkan kisah kompleks tentang bagaimana seorang istri menghadapi konflik batin antara prinsip tradisional untuk tetap patuh kepada suami dan upaya mencari makna Sakinah, Mawadah, Warohmah (SaMaWa) untuk memperoleh kebahagiaan serta kedamaian dalam keluarganya.
Namun, alih-alih hanya menyoroti tindakan kekerasan itu sendiri, Samawa mengungkap dimensi lain di balik dinamika pelaku
dan korban.
TSF menegaskan bahwa film ini tidak dimaksudkan untuk membenarkan KDRT dalam bentuk apa pun. Sebaliknya, Samawa bertujuan untuk memperlihatkan bahwa ada sisi kompleks dari fenomena ini yang sering kali terabaikan.
“Film ini bukanlah pembenaran terhadap KDRT, tetapi sebuah upaya untuk memaparkan bahwa fenomena ini ada dan lebih rumit dari yang terlihat di permukaan,” tambah Ganank Dera.
“Penilaian sepenuhnya kami serahkan kepada penonton. Kami hanya ingin menunjukkan sebuah realitas dan mengajak masyarakat untuk berpikir lebih dalam," tutup Danank.