Mengenal Tara Zulfikar, Sineas Muda Indonesia yang Sukses Berkarier di Amerika

Indra Kurniawan | 27 Maret 2025 | 02:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Mencoba peruntungan di negeri orang bukanlah hal yang mudah, terutama di industri film yang kompetitif. 

Tara Zulfikar, sineas muda asal Indonesia, saat ini tengah merintis karier perfilman di Kota New York, Amerika Serikat. 

Berbekal semangat dan rasa syukur atas kesempatan yang datang, lulusan Tisch School of the Arts, New York University telah memiliki segudang pengalaman sebagai sutradara, sinematografer, dan produser.
 
Sebagai seorang sineas yang mencintai visual storytelling, Tara Zulfikar menyutradarai video musik lagu "Runaway" milik musisi Izzy Ravana dan mTwenty.

Dirilis pada Desember 2022, "Runaway" mendapat apresiasi di berbagai festival film, termasuk nominasi juri di National Film Festival for Talented Youth (NFFTY) 2023 serta penghargaan Best Music Video di Independent Shorts Awards dan Fusion Film Festival. 

Sejak dirilis, "Runaway" telah ditonton ribuan kali di YouTube dan menarik puluhan ribu penonton di Instagram, bahkan masuk dalam daftar “Music Video Releases You Need To Check Out” oleh @loadingunderground. 

"Proyek ini menjadi salah satu pengalaman yang membuka matanya tentang dunia industri kreatif di luar Indonesia," ujar Tara dalam keterangan tertulisnya. 
 
Selain menyutradarai, Tara juga Director of Photography untuk film pendek eksperimental berjudul Skin Bodies, yang disutradarai oleh seorang kreator muda Amerika, Ilina Bhatia dan dikembangkan oleh Edith Saldanha, seorang penari, seniman, dan aktris dari Jerman. 

Proyek ini didukung oleh Goethe-Institut München, Kulturfonds Stadt München, dan Stadt Salzburg, serta sedang menunggu jadwal pemutaran di galeri-galeri di Jerman, Belgia, dan New York City. 

"Dengan pendekatan visual yang intim dan eksperimental, aku belajar banyak tentang bagaimana sinematografi bisa menjadi alat ekspresi yang kuat," kata Tara. 
 
Sebagai produser, Tara juga terus mencari pengalaman baru. Salah satu proyeknya film pendek Dinner With My Dead Son (2024) karya Ilina Bhatia, yang berhasil memenangkan kategori Best Experimental Film di Absurd Film Festival, Italia, serta masuk dalam seleksi resmi HollyShorts Film Festival. 

Tara Zulfikar berusaha menikmati setiap kesempatan yang datang dan terus mengasah kemampuannya. (Dok. Istimewa)

Tara terlibat juga sebagai Unit Production Manager dalam film Double Happiness yang diproduksi oleh Rollin Studios dengan sutradara aktris Amerika, Shari Albert yang dikenal melalui The Brothers McMullen. 

Proyek ini juga melibatkan sinematografer Adam Kolodny, yang sebelumnya menggarap The Featherweight (2024), film yang tayang perdana di Venice International Film Festival ke-80.
 
Dari Jakarta ke New York, perjalanan Tara masih panjang dan penuh tantangan. Membangun koneksi, mencari proyek baru, dan memahami dinamika industri film di luar negeri adalah bagian dari proses belajar yang dia jalani. 

Meskipun masih di awal karier, dia berusaha menikmati setiap kesempatan yang datang dan terus mengasah kemampuannya. 

"Yang terpenting bagi aku adalah tetap berkarya, berkembang, dan membawa perspektif uniknya sebagai seorang sineas muda Indonesia di panggung global," ujar Tara.

Penulis : Indra Kurniawan
Editor: Supriyanto
Berita Terkait