Lola Amaria Gelar Layar Tancap Film Labuan Hati, untuk Mengejar Balik Modal?
TABLOIDBINTANG.COM - Kecintaan Lola Amaria (40) pada Labuan Bajo tidak dapat dinilai dengan materi.
Setelah membuat film tentang keindahan alam kawasan yang berlokasi di NTT ini, memanfaatkan momen HUT Kemerdekaan RI ke-72 ia akan membuat acara Pesta Indonesia Merdeka di kawasan pantai Labuan Bajo. Apa tujuan Lola?
Film Labuan Hati garapan Lola diputar di bioskop April lalu. Sayang, film yang mengangkat keindahan alam Labuan Bajo ini kurang direspons.
“Penonton enggak sampai 15 ribu di bioskop dan waktu tayangnya pendek sekali. Secara bisnis enggak balik modal. Merugi malah,” kata Lola di kawasan Cipete, Jakarta Selatan.
Ia lantas mencari jalan lain agar karyanya bisa ditonton banyak orang. “Saya mencari value, bukan untuk mengembalikan modal,” tukas Lola.
Salah satu upayanya, menggelar menonton bareng Labuan Hati melalui media layar tancap, sebagai bagian dari rangkaian Pesta Indonesia Merdeka pada 18-19 Agustus di Lapangan Pelni Labuan Bajo.
“Kenapa di Labuan Bajo? Selain di sana enggak ada bioskop, lokasi film Labuan Hati 100 persen ada di Labuan Bajo. Jadi, ini kontribusi kami agar masyarakat di sana bisa menonton film ini,” jelas Lola.
Selain menonton bareng akan digelar festival seni budaya yang melibatkan UKM daerah, pesta jajanan kuliner, lomba mewarnai sampan, dan lomba layang-layang. “Ada juga aksi penyelam mengibarkan merah putih di dasar laut dan aksi mengambil sampah untuk membersihkan samudra,” imbuh Lola.
Persiapan terus dilakukan guna kelancaran acara. Bukan tanpa kendala.
“Karena acara ini gratis, kami mengandalkan sponsor dan sampai sekarang kami masih cari sponsor,” beri tahu dia. Dinas Pariwisata dan Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat bukan tidak mendukung. “Mereka enggak kasih uang tunai tapi mereka membantu perizinan, pemasangan titik-titik baliho, dan lainnya. Support sekali mereka,” kata Lola.
Dengan dana terbatas, Lola harus menekan biaya. “Tiket pesawat dan akomodasi di Labuan Bajo enggak murah. Karena itu, tim harus sekecil mungkin dan kerja harus multitasking,” beber dia.
Ia sekali lagi menegaskan, tidak mengejar keuntungan. Ia hanya ingin masyarakat setempat berkesempatan menonton film yang menceritakan keindahan daerah asal mereka.
“Bisa terselenggara saja saya sudah senang,” kata dia.
(ind / gur)