Rionaldo Stokhorst Membagi Porsi Perasaan untuk Orang Ketiga
TABLOIDBINTANG.COM - Memerankan Aris juga menjadi tantangan tersendiri bagi Rionaldo Stokhorst yang sudah berkarier 15 tahun di dunia akting. Ini kali pertama dia memerankan tokoh pria peselingkuh.
“Tantangannya di sini adalah soal berbagi perasaan. Aris bukan sosok yang kejam. Dia bukan tipe pria yang selingkuh, lalu mencampakkan istrinya. Dia enggak begitu. Makanya dia selalu tertekan. Dia enggak tega menyakiti istrinya. Dia menyayangi Afifah, ibu anaknya. Tapi dia juga enggak bisa membohongi perasaannya, dia mencintai Yuni banget. Aris bingung dengan hatinya sendiri,” Rio menjabarkan.
Bagaimana harus membagi perasaannya selama syuting untuk Marshanda dan Naysila Mirdad, hal yang paling diperhatikan ayah Shaista Tanisha (10), Shanika Thanaa (7), dan Raqila Shagufta (3) ini.
“Porsi perasaan itu benar-benar harus diukur. Ada porsinya,” ucap pria kelahiran 24 April 1982 ini. Untung dia dipasangkan dengan dua aktris yang sudah dikenalnya baik, sehingga tak sulit menyelaraskan emosi dan perasaan dengan mereka.
Memerankan orang yang terjebak perasaannya sendiri ternyata cukup melelahkan. Rionaldo Stokhorst juga tidak punya referensi khusus saat memerankan Aris. Semua pria pasti pernah mengalami masa-masa berada di antara dua cinta, termasuk dirinya.
Namun baginya, masa-masa itu hanya terjadi saat pacaran, saat ia masih bersekolah. Setelah menikah, dia tidak tergoda dengan wanita lain atau sampai baper.
“Saya, Rionaldo, pasti memilih istri. Karena waktu yang dihabiskan bersama istri, kan juga enggak sedikit. Apalagi kami sudah punya anak. Aris juga sudah punya anak. Jadi, Rionaldo tegas memilih istri,” ungkap dia.
Akan tetapi Aris hingga beberapa episode mendatang masih akan bingung dan tertekan.
“Memerankan Aris yang tertekan terus kadang mempengaruhi saya juga. Mood jadi agak bermasalah. Kadang saking stres karena peran ini, saya malah jadi konyol, jadi bercanda enggak jelas. Memainkan emosi itu lumayan menguras energi dan menetralkannya enggak semudah yang dikira,” jelas Rionaldo Stokhorst.
Menyelami perasaan Aris kadang juga membuatnya bingung dan ikut galau. Apalagi dia bersama karakter ini dari Senin-Minggu hingga 15 jam per harinya.
Sampai di lokasi syuting di Cibubur, Depok, pukul 09.00 WIB, selesai syuting pukul 00.00 WIB. Tiba di rumahnya, di bilangan Kelapa Gading, Jakarta Utara, pukul 02.00 WIB. Saat ini, setiap hari ritme kehidupannya seperti itu. Rio terhibur ketika Sabtu-Minggu, ketiga anak dan istri mengunjunginya di lokasi syuting. Hari jadi tidak terasa terlalu panjang dan emosi Aris tidak terlalu memengaruhi.
Ini juga satu-satunya kesempatan menghabiskan waktu bersama anak-anak di tengah syuting sinetron kejar tayang.
“Jadi mereka, ya main di lokasi syuting. Anak saya yang pertama cukup antusias melihat kamera, perlengkapan, dan proses syuting. Lumayan, mereka bisa main di lokasi syuting 1 sampai 2 jam,” bilang Rio yang banyak dipuji orang berkat perannya sebagai Aris.
Omong-omong, Shaista, putri sulung Rio, menuruni bakat sang ayah, lo. Rio bercerita, putrinya aktif mengikuti kegiatan teater di sekolah. Shaista pernah terlibat dalam pertunjukan teater Charlie and the Chocolate Factory.
“Dia memerankan karakter utamanya, Charlie. Cukup berat perempuan memerankan tokoh laki-laki. Tapi dia bisa melakukannya dan membuat saya terharu. Cuma kalau di depan kamera, dia masih belum siap,” ungkap Rionaldo Stokhorst.
Ditawari produser main sinetron, Shaista masih takut-takut beraksi di depan kamera. Rio pun tak memaksa. Dia hanya memperkenalkan dunia yang digelutinya kepada anak-anak. “Biar mereka mengerti, pekerjaan papa mereka begini, nih,” ujar Rionaldo Stokhorst.
Jadi ketika Rio pulang dini hari dan tak sempat bercengkerama dengan mereka di rumah, anak-anak tidak protes.
(val / ind / gur)