Tak Mau Ketinggalan, Trans TV Tayangkan Serial Turki "Cinta di Musim Cherry"

Panditio Rayendra | 23 Juli 2015 | 11:52 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - PASCA Yuk Keep Smile (YKS) dipaksa berakhir, Trans TV seolah belum menemukan program andalan.

Beberapa program yang awalnya menjanjikan, faktanya tidak mampu berbuat banyak dari segi rating. Sebut saja talkshow Princess Syahrini atau sinetron Di Bawah Lindungan Abah, yang share-nya bahkan tak menyentuh dua digit.

Trans TV rupanya tergiur kesuksesan SCTV yang mereguk banyak penonton lewat tayangan serial drama Turki, Elif.

Apalagi melihat ANTV dan RCTI meluncurkan promo serial Turki modern; Shehrazat 1001 Malam dan Gang Damai. Trans TV tak mau ketinggalan. Sepekan terakhir promo Cinta di Musim Cherry gencar menghiasi layar Trans TV.

Cinta di Musim Cherry adalah serial drama Turki produksi 2014. Kisah cinta segi empat menjadi suguhan utama serial ini.

Oyku, wanita sederhana yang tinggal bersama ibu dan adik laki-lakinya, yang selalu bermimpi jadi seorang desainer busana. Sudah lama Oyku naksir teman masa kecilnya, Mete. Tapi Oyku seolah tak terlihat di mata Mete.

Di sisi lain, ada Ayaz, seorang arsitek kaya, playboy dan arogan, yang juga rekan kerja Mete. Ayaz tak pernah berkencan dengan wanita yang sama lebih dari dua kali. Ayaz adalah putra dari desainer terkenal, yang merupakan idola Oyku.

Oyku dan Ayaz pertama bertemu tak sengaja saat rebutan taksi. Sebuah salah paham memaksa mereka untuk berpura-pura pacaran. Sementara Mete, malah jadian dengan Neyma, tetangga Oyku. Meski berteman sejak kecil, diam-diam Neyma selalu iri pada Oyku.

Jika Elif dan beberapa serial Turki lain yang promonya sudah turun lebih berkutat pada konflik keluarga, Cinta di Musim Cherry lebih menonjolkan kisah kaum dewasa yang mengejar impian dan mencari cinta sejati.

Sebuah keputusan yang melawan arus. Bisa saja mereka yang merindukan serial romantis akan terlena pada Cinta di Musim Cherry. Namun perlu diingat, penonton Indonesia cenderung menyukai drama yang memiliki konflik keluarga.

Memang, serial yang terlalu fokus pada konflik keluarga dan minim kisah cinta seperti Zahra, juga tak diterima penonton kita.

Kalaupun pondasi utama kisah cinta, konflik seperti orangtua tidak setuju atau anak kecil terpisah dari orangtua, tetap diperlukan sebagai bumbu. Dan sebaliknya.

Tantangan lain, adegan romantis Cinta di Musim Cherry rasanya tak akan lolos sensor di sini. Selain Trans TV harus ekstra hati-hati pada mata tajam KPI, pemotongan adegan mesra berpotensi membuat pemirsa kehilangan 'feel', atau malah ada cerita penting yang hilang.

Bagaimana pun hasilnya, Cinta di Musim Cherry layak dinantikan. Pemainnya ganteng-ganteng, cantik-cantik!

(ray/gur)

 

Penulis : Panditio Rayendra
Editor: Panditio Rayendra
Berita Terkait