Bagaimana Cinderella Sukses Menggiring Penonton Berbondong ke Bioskop?
Bahwa film Cinderella menguasai studio berkapasitas besar, Corporate Secretary Cinema XXI, Catherine Keng, sudah menduga.
Yang tidak diduga kehebohan yang menyertainya, yang berdampak pada membeludaknya penonton.
Ia menduga, faktor promosi yang gencar dan cerita yang sangat akrab di telinga semua umur membuat film peraih Truly Moving Picture Award di ajang Heartland Film Festival 2015 itu "pecah" di bioskop.
"Ada film yang beberapa minggu sebelum rilis gencar dipromosikan. Sepekan pertama, ketika diputar di bioskop ramai dibicarakan. Tapi memasuki pekan kedua melempem. Cinderella meledak dan akan diuji pada akhir pekan kedua (21-22 Maret). Rasanya berhasil. Film ini untuk semua umur. Beda dengan Run All Night yang lebih segmented," Catherine mengulas.
Faktor lain, menurut pengamat film Yan Widjaya, fakta bahwa masyarakat sudah sangat akrab dengan dongeng Cinderella. Sejarah film kita mencatat, dua film tentang Cinderella pernah dibuat sineas negeri kita dan sukses menerbangkan karier aktris Ira Maya Sopha. Pertama, Ira Maya Si Anak Tiri (1979) karya Eduart P. Sirait. Film ini terinspirasi kisah klasik Cinderella. Melalui film itu, Ira dinominasikan sebagai Pemeran Utama Wanita Terbaik di Festival Film Indonesia 1980.
Dua tahun kemudian, Rapi Films memproduksi film Ira Maya Putri Cinderella dengan sutradara Willy Wilianto. "Lagu-lagu dari film itu abadi hingga kini. Dan itu artinya, kisah anak tiri mendapat keajaiban dari ibu peri dan berakhir dengan mendapat cinta sang pangeran selalu ada di hati penonton kita. Disney selalu punya unsur magis dalam filmnya dan itu disukai semua umur," ulas Yan.
TABLOIDBINTANG.COM - (wyn/adm)