[RESENSI FILM] Bulan Terbelah di Langit Amerika : Citra Islam Pasca Runtuhnya Menara Kembar

Wayan Diananto | 30 Desember 2015 | 15:19 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Sukses 99 Cahaya Di Langit Eropa (2013) membuat Maxima Pictures kian percaya diri menjadikan novel Hanum Salsabiel Rais sebagau magnet baru untuk menarik penonton ke bioskop. 99 Cahaya jilid 1 merangkul 1,1 juta penonton lebih. Jilid keduanya, hampir 600 ribu. Saking larisnya, Maxima sampai merilis ulang keduanya dalam format final edition. Akankah Bulan Terbelah di Langit Amerika dengan konfigurasi pemain yang hampir sama mampu mengulang sukses?

Kali ini, hidup menerbangkan Hanum (Acha) dan Rangga (Abimana) ke New York. Pasangan suami-istri ini mendarat di Bandara Internasional John F. Kennedy untuk menjalankan tugas berbeda. Hanum ditugasi menyusun artikel perihal akankah dunia akan menjadi lebih baik tanpa kehadiran Islam.

Narasumbernya, seorang mualaf bernama Azima (Rianti) dan putrinya. Keduanya jadi sebatang kara setelah suami Azima, yang terduga teroris, tewas di Menara World Trade Center, 11 September 2001. Sementara Rangga mendapat tugas dari seorang profesor untuk mewawancarai seorang miliarder, Philipus Brown. Selama di New York, Hanum-Rangga menumpang di rumah Stefan (Nino).

Benang merah Bulan dan 99 Cahaya relatif sama. Bahwa seorang muslim itu agen perdamaian di lingkungan sekitar. Bahwa muslim itu tidak identik dengan teroris mengingat Islam adalah damai. Tanpa Islam, mustahil bagi dunia untuk menjadi damai. Topik serupa dikembangkan menjadi skenario dengan memindahkan latar Eropa ke Amerika.

Bedanya, kali ini Rizal tidak mengajak kita mengunjungi tempat-tempat indah di sekitar New York. Rizal tampaknya lebih fokus ke kedalaman cerita, menggali konflik antara Hanum-Rangga pun Stefan dan kekasinya, Jasmine (Hannah). Di sisi lain, Rizal dituntut mengembangkan karakter sentral lain: Azima dan anaknya. Upaya Rizal tak sia-sia. Karakter-karakter film Bulan tumbuh sama kuat.

Sayang, Bulan terasa lemah dari aspek pendukung seperti lagu tema, misalnya. Dua kali lagu tema terdengar, dua kali pula lagu itu gagal membangun suasana menjadi lebih kusyuk. Adegan Hanum tersenggol demonstran yang berlarian memprotes rencana di dirikannya masjid di Ground Zero rasanya lebih dramatis jika soundtrack dibisukan. Begitu pula adegan Jasmine pergi dari rumah Stefan.

Di atas kelemahan teknisnya, Bulan masih menyisakan sebuah momen dramatis, ketika Hanum bertanya pada Azima, kapan terakhir kali ia berhijab? Azima menjawab dengan melepaskan rambutnya. Air matanya berlinang lalu berkata, "Aku masih mencintai Islam. Aku hanya kehilangan kebanggaan." Adegan emosional ini, bagi kami, merupakan signature yang akan selalu diingat.

Pemain: Acha Septriasa, Abimana Aryasatya, Rianti Cartwright, Nino Fernandez
Produser: Yoen K, Ody Mulya Hidayat
Sutradara: Rizal Mantovani
Penulis: Hanum Salsabiela Rais, Rangga Almahendra, Alim Sudio, Baskoro Adi
Produksi: Maxima Pictures
Durasi: 109 menit

(wyn/red)

Penulis : Wayan Diananto
Editor: Wayan Diananto
Berita Terkait