[RESENSI FILM] Beauty and the Beast, Kisah Cinta Klasik yang Indah dan Penuh Nostalgia

Andira Putri | 17 Maret 2017 | 13:20 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Setelah sukses dengan Maleficent dan Cinderella, Disney kembali menggarap film para princess versi live action. Kali ini di tahun 2017, Disney memutuskan untuk mengadaptasi ulang kisah klasik Beauty and the Beast

Belle (Emma Watson) adalah seorang gadis sederhana yang tinggal di desa kecil negara Prancis. Belle bermimpi untuk bisa meninggalkan desa tempat tinggalnya lalu menjelajah ke daerah lain. Belle menginginkan hal ini karena tidak tahan dengan ejekan masyarakat desa. Mereka menganggap Belle yang kutu buku sebagai perempuan aneh. 

Impian Belle akhirnya menjadi kenyataan. Ironisnya, cara Belle meninggalkan desa tidak seindah yang dibayangkan. Belle pergi dan tinggal di kastil tua yang terletak di seberang desa demi menyelamatkan ayahnya Maurice (Kevin Kline). Maurice ditahan oleh Beast (Dan Stevens), pangeran yang berubah menjadi makhluk buruk rupa, karena mencuri tanaman.

Awalnya, Belle tidak betah dengan sikap dingin Beast dan berniat kabur dari kastil. Hal serupa juga menimpa Beast yang sempat kesal melihat keberanian Belle. Namun, sikap mereka berdua lambat laun melunak. Perubahan sikap Belle memberikan harapan bagi para pelayan kastil, yaitu Lumiere (Ewan McGregor), Cogsworth (Ian McKellen), dan Mrs. Potts (Emma Thompson). Mereka berharap Belle bisa mematahkan kutukan yang menimpa Beast. Tetapi di sisi lain, veteran perang Gaston (Luke Evans) dan penduduk desa justru berencana menyerang kastil tua Beast.

Kisah Beauty and the Beast versi live action setia kepada versi animasinya. Alur cerita kedua film sebagian besar mirip tanpa twist mencengangkan. Penggambaran karakter juga nyaris sama meski detailnya lebih kaya dalam versi live action. Namun, Beauty and the Beast versi live action bukan berarti jadi membosankan. Justru kekuatan utama film ini adalah kemampuan membangkitkan suasana nostalgia di hati penonton.

Rasanya menyenangkan melihat adegan yang selama ini hanya muncul dalam bentuk dua dimensi tiba-tiba menjadi kenyataan. Apalagi jika adegan-adegan tersebut tergambar indah sama seperti versi aslinya. Sutradara Bill Condon berhasil melaksanakan tugas tersebut dengan baik. Sinematografi dan tata produksi film Beauty and the Beast indah. Pemilihan lokasi, properti hingga kostum otentik dengan versi animasinya. Penonton pun benar-benar serasa dibawa ke dunia dongeng para princess Disney saat menyaksikan film ini. 

Acungan jempol juga layak diberikan kepada Alan Menken selaku penata musik. Alan Menken mampu menyajikan musik megah yang sesuai dengan jalan cerita film. Kehadiran lagu-lagu lama film Beauty and the Beast versi animasi menyentuh hati penonton. Namun, lagu-lagu baru seperti 'How Does A Moment Last Forever' dan 'Evermore' juga tidak kalah memikat. 

Terakhir, pemilihan pemain ikut berpengaruh besar terhadap Beauty and the Beast versi live action. Emma Watson mempesona sebagai Belle sementara Dan Stevens mengunggah ketika memerankan Beast. Namun, bintang paling mencuri perhatian justru Ewan McGregor dan Luke Evans. Ewan McGregor tampil lucu dan enerjik saat menyuarakan Lumiere. Sebaliknya, Luke Evans sanggup membuat penonton kesal melihat aksi narsis Gaston.

 

(dira/wida)

Penulis : Andira Putri
Editor: Andira Putri
Berita Terkait